Mohon tunggu...
Hayca Duta
Hayca Duta Mohon Tunggu... Guru - Hayca Duta itu nama pena

Masih belajar menulis. Guru yang introvert. Tetapi selalu memotivasi siswa dengan keterbatasan introvertnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transportasi Publik: (Dis)Konektivitas Desa Kota

23 Agustus 2022   13:31 Diperbarui: 23 Agustus 2022   13:34 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada teori ini, perkembangan suatu wilayah dapat dikategorikan menjadi 3 hierarki. Hierarki 3, 4 dan 7. Pada hierarki 3, interaksi intens terjadi hanya di satu titik saja dan belum meluas. Barulah pada herarki 7 mulai ada perkembangan kea rah wilayah tertentu dengan dibangunnya jaringan jalan yang memudahkan interaksi antar wilayah. Jaringan jalan inilah yang memicu perkembangan kota dan menjadi lebih terintegrasi dengan berbagai fungsi kota (Hierarki 7).

Dengan samakin baiknya jaringan jalan di suatu wilayah, maka akan terbuka pula berbagai peluang usaha, alih fungsi lahan hingga inovasi berupa transportasi publik, agar masyarakat dapat bergerak dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Disinilah permasalahannya.

Apakah sudah merata pembangunan wilayah di Indonesia? Tentu saja jawabannya belum, bahkan sekelas pulau jawa yang sudah banyak sekali kota besarnya, bahkan ada smart city, masih ada wilayah pelosok yang untuk jaringan jalannya saja belum bisa dikatakan layak. 

Jadi, untuk bicara banyak soal transportasi publik, rasanya masih terbatas di kota besar saja. Padahal, semua pasokan bahan bangunan, makanan (buah dan sayuran) berasal dari desa -tentu saja yang dimaksud desa yang berada di pelosok.

Contohnya di tempat saya bekerja saat ini. Transportasi publik yang digunakan di sini biasa disebut dengan elf. Mobil elf ini hanya beroperasi pukul 05.00 hingga 07.00 pagi, dan baru kembali ke desa kami sekitar pukul 14.00 siang. 

Dengan rute perjalanan desa padasuka -- ciwidey. Jalan yang rusak meyebabkan perkembangan desa menjadi agak terhambat, meskipun sudah banyak yang memiliki kendaraan pribadi. 

Sebenarnya, jika saja pembangunan jalan padasuka -- ciwidey diperbaiki, perkembangan desa akan semakin pesat. Jadi saat ini hanya bisa melihat  perkembangan kota yang semakin pesat, namun akses ke desa saja belum optimal. Mungkin tidak hanya desa tempat saya tinggal saja yang demikian, masih banyak desa lain yang aksesibilitasnya perlu diperhatikan.

Tentu saja impian setiap individu yang tinggal di suatu negara, menginginkan perkembangan wilayahnya tidak tertinggal dibanding dengan wilayah lainnya. Dalam konteks ini transportasi publik yang baik. 

Kesimpulannya, pemerataan pembangunan kondisi jalan perlu diprioritaskan untuk mewujudkan kondisi perwilayahan yang terintegrasi antar fungsinya. Mungkin agak melenceng pembahasan saya, karena saya melihat perlunya perhatian lebih untuk pemerataan kualitas akses jalan di pelosok.

Mungkin itu saja, semoga motivasi untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik di perkotaan, juga memotivasi pembangunan jalan di pedesaan. Hatur Nuhun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun