Mohon tunggu...
Cahyan Irfan Syach
Cahyan Irfan Syach Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah Mahasiswa dari Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Edukasi Finansial yang Tabu

14 Juni 2022   09:17 Diperbarui: 22 Juni 2022   10:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahyan Irfan Syach – Surabaya, 14 Juni 2022

Akhir-akhir ini media di hebohkan dengan kasus-kasus investasi bodong yang terjadi di Indonesia yang menyebabkan kerugian pada korban hingga milyaran. Ada juga pegawai bank BUMN yang menggunakan uang nasabah untuk bermain Binomo. Hal ini telah merugikan negara hingga Rp1,1 miliar untuk mengembalikan uang pada nasabah.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sesuai dengan tugas dan kewenangannya, telah memantau aliran dana dari investor ke berbagai pihak yg diduga menjual produk investasi bodong. Terkait dengan investasi dalam bentuk trading yang diduga ilegal, seperti robot trading atau binary option, dan melibatkan influencer yang dikenal dengan ‘crazy rich’, PPATK juga telah melakukan pemantauan dan melakukan penghentian sementara transaksi. Jumlah rekening terkait investasi bodong yang telah dilakukan penghentian sementara oleh PPATK adalah sebanyak 77 rekening yang dimiliki oleh 44 pihak yang berada di 48 Penyedian Jasa Keuangan. Jumlah dana yang ada dalam seluruh rekening tersebut sebesar Rp28,24 Milyar. Jumlah ini masih terus bergerak karena proses penelusuran masih terus berlangsung. Jumlah di atas berdasarkan penelusuran investasi bodong sejak Januari 2022 (PPATK, 2022).

Untuk kasus yang berkaitan dengan investasi bodong, data OJK menunjukkan bahwa ada 868 institusi yang terlibat dalam investasi bodong. Pada tahun 2019 Satgas wasapada Investasi OJK telah menghentikan kegiatan 1.494 Peer-to-Peer Lending ilegal, dan sejak tahun 2018 sampai Januari 2020 total kasus yang sudah ditangani Satgas Waspada Investasi OJK sebanyak 2.018 entitas (CNBC Indonesia, 2020).

Korban-korban investasi bodong ialah mereka yang ingin cepat kaya tanpa didasari oleh pengetahuan finansial. Pengetahuan finansial didapatkan dari literasi keuangan atau semacam edukasi finansial. Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

Tren terkini di bidang sektor dan jasa keuangan semakin menegaskan pentingnya literasi keuangan karena kurangnya pengetahuan keuangan akan mengarahkan pada pilihan dan keputusan keuangan yang buruk yang pada akhirnya dapat mengakibatkan konsekuensi keuangan dan kondisi perekonomian yang tidak diinginkan (Refera, et al, 2016). Miler et al (2009) menyebutkan bahwa literasi keuangan menanamkan pengetahuan dan ketrampilan yang memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan. Konsumen dengan pengetahuan dan keterampilan keuangan tersebut akan memilih produk dan jasa keuangan sesuai dengan kepentingan terbaik mereka. Peningkatan penggunaan produk dan jasa keuangan akan merangsang aktivitas ekonomi yang selanjutnya dapat membantu perkembangan ekonomi nasional (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

Hasil SNLIK (Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) tahun 2019 menunjukkan tingkat pengetahuan keuangan (literasi keuangan) masyarakat sebesar 38,03%, artinya baru sekitar sepertiga penduduk Indonesia yang teredukasi dengan baik (well literate) soal keuangan. Di sisi lain tingkat inklusi keuangan sebesar 76,19%, dan masih didominasi oleh penggunaan produk dan jasa keuangan sektor perbankan. 

Peningkatan pendapatan masyarakat belum diikuti oleh pola pengelolaan keuangan yang baik. Menurut data BPS, selama 11 tahun sejak 2003, keinginan masyarakat untuk menabung akibat peningkatan pendapatan (marginal propensity to save) cenderung menurun, sebaliknya dalam periode yang sama keinginan masyarakat untuk konsumsi (marginal propensity to consume) cenderung meningkat (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

Solusi yang diberikan OJK untuk meningkatkan literasi keuangan cukup bagus. OJK menyusun buku seri literasi diantaranya: Buku Seri Literasi Keuangan Tingkat PAUD, Buku Seri Literasi Keuangan Tingkat SD, Buku Seri Literasi Keuangan Tingkat SMP, Buku Seri Literasi Keuangan Tingkat SMA, Buku Seri Literasi Keuangan Tingkat SMA, Buku Seri Literasi Keuangan Segmen Profesional, Buku Seri Literasi Keuangan Segmen Pensiun. Selanjutnya, OJK secara berkesinambungan melakukan edukasi keuangan melalui media digital, yaitu minisite dan media sosial untuk melengkapi kegiatan edukasi keuangan yang dilakukan secaratatap muka dengan format materi yang berupa artikel maupun non artikel. OJK juga bekerja sama dengan beberapa influencer untuk turut menggalakkan program peningkatan literasi keuangan melalui sosial media masing- masing influencer (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

Kesimpulan dari paragraf diatas ialah, tingginya tingkat literasi keuangan diyakini juga mampu meningkatkan kesejahteraan karena dengan bertambahnya tingkat literasi keuangan maka masyarakat dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik sehingga perencanaan keuangan keluarga atau pribadi menjadi lebih optimal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Keterampilan keuangan dapat membantu seseorang untuk memahami dunia ekonomi dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan, mempromosikan bisnis dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, literasi keuangan memiliki korelasi yang positif dengan GDP Perkapita dan pertumbuhan ekonomi keuangan. Manfaat literasi keuangan dari sisi makro ekonomi juga sangat penting karena tingkat literasi keuangan masyarakat memiliki korelasi positif dengan pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, 2021).

"Jika Anda tidak menemukan cara untuk menghasilkan uang ketika Anda tidur, Anda akan bekerja hingga Anda mati" - Warren Buffet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun