Mohon tunggu...
Cahyaning ItsniNurlathifah
Cahyaning ItsniNurlathifah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

pendidikan sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

OPINI: Kekerasan Bukan Jalan: Membangun Keluarga Berlandaskan Nilai Kemanusiaan Pancasila

25 September 2025   18:22 Diperbarui: 25 September 2025   21:47 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengapa di ruang yang seharusnya menjadi tempat paling aman, keluarga justru sering muncul kisah pilu tentang kekerasan? Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, setiap  tahun ratusan kasus kekerasan dalam rumah tangga menimpa anak, seolah nilai kemanusiaan dan kasih sayang terkikis oleh ego dan emosi. Padahal keluarga bukan hanya ikatan darah, melainkan fondasi pertama yang membentuk karakter, moral, dan masa depan generasi. Jika kekerasan masih dibiarkan ,  bagaimana mungkin kita berharap lahir generasi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan? 

Fenomena kekerasan dalam keluarga yang menimpa anak bukanlah isu baru, tetapi hingga kini masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia. Kasus kekerasan terhadap anak masih terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama setelah masa pandemi yang menekan kondisi sosial-ekonomi keluarga. Ada beberapa pemicu kekerasan seperti tekanan ekonomi, pola komunikasi yang buruk, dan minimnya pengendalian emosi. Kekerasan dalam keluarga ini dapat menimbulkan trauma psikologis anak yang tumbuh di lingkungan dengan menormalisasikan kekerasan tersebut, dan anak tersebut akan berpotensi mengulanginya ketika dewasa. Hal ini akan mengakibatkan kekerasan dalam keluarga  seolah menjadi warisan yang turun temurun. Lebih parahnya lagi keluarga yang bseharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi tempat yang menakutkan. Isu ini memperlihatkan bahwa pembangunan keluarga tidak bisa hanya berfokus pada bagaimana pemenuhan materi, tapi juga  membahas pada penguatan nilai kemanusiaan, membangun empati, dan menumbuhkan komunikasi yang sehat. Beberapa cara ini lah yang dapat menjadi benteng pertama melawan kekerasan dalam keluarga.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah bentuk kegagalan kita menerapkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab seperti yang tertuang dalam pancasila. Keluarga seharusnya menjadi tempat bagi setiap anak merasakan kasih sayang, rasa aman dan rasa saling menyayangi. Namun karena kasus kekerasan ini, rumah yang seharusnya menjadi teman aman, justru menjadi menakutkan bagi beberapa anak. Kasus kekerasan ini masih sering terjadi salah satu contohnya yaitu orang tua yang memukul anaknya hingga menimbulkan luka fisik karena anak tersebut melakukan kesalahan kecil. Dari kasus ini bisa diterapkan solusi seperti memberikan layanan konseling dan sistem hukum yang responsif untuk memberi perlindungan kepada korban dan memberikan sanksi tegas untuk pelaku kekerasan. Solusi ini relevan karena dapat mencegah kekerasan yang lebih parah dan membangun fondasi keluarga yang lebih kuat.

Jadi, kekerasan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah, melainkan jalan buntu yang hanya melahirkan penderitaan baru. sudah saatnya kita menegakkan nilai kemanusiaan di dalam keluarga, menumbuhkan kasih sayang, dan menjadikan rumah sebagai tempat berlindung yang paling aman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun