Mohon tunggu...
Cahyana Endra Purnama
Cahyana Endra Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mendapatkan pendidikan dasar sampai menengah di Yogyakarta, lulus sarjana ekonomi di UGM, melanjutkan program master di Wheaton MI, dan program doktor di Biola University California. Sekarang masih menjadi dosen di PTS di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas Menguak Kepahlawanan Martha Tiahahu di Maluku

10 April 2024   18:08 Diperbarui: 10 April 2024   18:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Itulah inspirasi dari kondisi zaman yang mendorong orang untuk selalu menentang penjajahan dan perbudakan. Disini pula maka Martha Christina Tiahahu telah bertindak melampaui zaman dan melampaui usianya sendiri. Tidak mengherankan kalau bank informasi Wikipedia menempatkan Martha Christina Tiahahu sebagai "Women in Warfare - The Military in The 19th Century."

Ya, Martha Christina Tiahahu memang merupakan perempuan Indonesia satu-satunya yang ditulis di dalam "Timeline Women in War" di abad ke-19.  Dia disebut dalam dialek setempat sebagai "Jujaro Kabaress"i yang luar biasa. Hal ini tidak mengherankan, sebab dari ibu dan ayahnya tetap mengalir darah "kapitang" hebat, yaitu Paulus Tiahahu yang sekaligus adalah keturunan dari kapitan besar Abubu yang bernama Tabiwakan Tiahahu (Walanda menulis Tapiewaka). Orang inilah yang oleh penduduk lokal juga dikenal menjadi salah satu pendiri negeri Abubu, sedangkan istrinya bernama Sina juga merupakan keturunan dari kapitan besar Titawa'ay bernama Lolohowarlau atau Warloho Warlau.

Keterangan tentang kisah hidup mereka itu dapat kembali dilacak oleh Dieter Bartels, yang pada tahun 1994 menerbitkan naskah disertasinya yang berjudul "In de schaduw van de berg Nunusaku. Een cultuur-historische verhandeling over de bevolking van de Midden-Molukken." 

Dalam naskah itu, Bartels juga menceritakan tentang kehebatan kapitan Sa'atitu dan kapitan Lesinusa Amalatu (Titawa'ay) yang mengalahkan kapitan Huatong (Si Mata Ampat) di dalam perang Mula'a. Setelah mengalahkan Kapitan Mata Ampat, pada saat itu juga lalu mengganti namanya menjadi Warloho Warlau.

Semoga semangat juang Martha Christina Tiahahu  dapat tetap menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda, terutama bagi kaum wanita di pulau itu untuk mewujudkan Maluku lebih baik dan tentunya juga bagi seluruh wilayah Indonesia.

Catatannya Tambahan:  Khusus tentang gambar profil Maria Tiahahu yang biasanya dijumpai di dalam buku pelajaran itu adalah hasil sketsa dan lukisan yang dibuat oleh Ver Huell tentang Christina Marta Tiahahu. Jadi, lukisan pada jaman sekarang pada sesungguhnya hanya sebagai sebuah ilustrasi atas wajah Christina, yang kemudian disesuaikan dengan wajah yang mirip dengan kondisi di jamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun