Mohon tunggu...
Cahya Dewi Mariana
Cahya Dewi Mariana Mohon Tunggu... -

belajar menuangkan ide dalam bentuk tulisan, untuk dibaca, dinikmati, dan diambil hikmah positif nya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapan Nikah?

1 Desember 2015   17:31 Diperbarui: 1 Desember 2015   18:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan lulus kuliah?Kapan nikah?Kapan punya anak?Kapan nambah momongan, masak masih satu aja? They have became annual questions asked to everybody in the reunion or any gathering moment, A MUST. Ya….katanya sih bentuk kepedulian, bentuk perhatian. Sepertinya mereka memantau dengan detail perkembangan hidup kita ya. Nanya nya pun dengan nada enteng aja, tanpa empati, hanya dibumbui sedikit perasaan bangga karena kehidupannya telah lebih sempurna, menurut mereka. Sudah lulus kuliah, sudah menikah, sudah punya satu atau dua anak. Ya memang menurut manusia normal bahwa sebuah kehidupan ideal setelah remaja itu ya lulus kuliah, bekerja, menikah, punya anak sepasang, laki-laki dan perempuan. Seperti cerita dalam buku bacaan Bahasa Indonesia, ada Bapak, Ibu, Budi, dan Wati. Kalau ada orang yang tidak atau belum mengalami fase seperti itu ya wajib menerima sederetan hukuman pertanyaan seperti diatas. Bijak dalam bertanya itu perlu, jare mbak Gustin Suradji, penulis skenario beberapa sinetron TV, kenal kan? (iye, saya sok kenal dan sok dekat ama beliau, liat aja friendlist di FB kalo nggak percaya) #pasangmukadingin. Jadi harusnya sebelum bertanya tuh mikir dulu kira-kira pertanyaan itu menyakiti perasaan yang ditanya atau tidak. Ya kalau orangnya lagi moodnya baik dianggap guyon, tapi kalo in badmood: nanya mulu, apa urusan loe nanya-nanya gitu? #lemparpanci. Mau tau gimana perasaan orang yang ditanya seperti itu? Mau tau apa mau tau bingits? #geramgigitgigitjari. Saya nih contoh korban pertanyaan nomor dua diatas. Bingung jawab, sumpehhhh!! Makin nelangsa kalau pertanyaan tersebut keluar dari mulut Ibu saya sendiri, dengan nada lembut penuh hati-hati, dan menunduk tanpa memandang muka saya. Mending saya dipaksa megang bulu ulat daun (tapi pake cuthik) daripada harus melihat wajah Ibu yang penuh harap, saat itu, bener-bener ndak tega. “Mohon doanya ya Bu, semoga secepatnya” ratusan kali Ibu pasti sudah hafal dengan jawaban itu. “Kukenalkan ama temanku, Dew, dia ganteng loh! Kayak Ongky Alexander!” (Iye, itu aktor ganteng awal 90an, terus nggak usah bayangin umur eyke deh)“Ama itu aja, anak tunggal, pejabat lagi”“Ah yang itu ae, meski duda tapi pengusaha kaya raya”“Ama instruktur senamku aja, bodynya kayak Aderai, macho bo” Beberapa sohib menawarkan pria single kepada saya. Thankiess, Guys. Saya hargai usaha kalian. Highly appreciate for that. Tapi jika yang menjadi referensi hanya paras, harta atau tahta, hmmmmmm…… Saya ini memang tidak secantik, sekaya, selembut dan sesabar para wanita sholehah dari jaman kenabian. Asiyah binti Mazahim, Siti Khodijah binti Khuwailid, Siti Aisyah binti Abu Bakar, Siti Fatimah binti Rosululloh. Saya hanya berusaha meneladani sifat mereka, walaupun masih seujung kuku. Saya ini hanya wanita akhir jaman yang berusaha mencari pria sholeh menyejukkan hati, sesuai Al Furqon: 74. Yang mencintai saya karena Alloh, yang berjuang untuk bisa melaksanakan sholat fardlu di awal waktu, yang mau membimbing dan menjadikan saya makmum dunia akhirat, yang berusaha tunduk dengan perintah Alloh dan menghidupkan As sunnah, Walaupun saya belum pernah bertemu Rosululloh SAW, setidaknya saya berusaha untuk mengikuti nasihat beliau untuk mengutamakan agama dan keimanan seseorang dalam mencari calon imam agar selamat dunia akhirat, itu saja  :)

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun