Mohon tunggu...
Cahya Sefty Gusman
Cahya Sefty Gusman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa/Universitas Jember

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lada "Sahang" Belitong

21 September 2022   22:28 Diperbarui: 21 September 2022   22:32 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Provinsi kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi rempah-rempah berupa lada, karena daerah ini banyak mengembangkan potensi pertanian. Bahkan, lada yang dibuat dari daerah ini mencapai 50% dari seluruh rempah-rempah yang diproduksi di Indonesia. Jumlah total lada yang diproduksi di Indonesia adalah 82.000 ton. Dari jumlah tersebut, 41.000 ton dipasok oleh Provinsi Bangka Belitung.

Dikutip dari jurnaldesa.id, Menteri Desa, Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjadi pembicara kunci dalam Business Meeting Lada Belitong secara virtual, Kamis (2/9/2021). Acara ini kerjasama Kemendes PDTT, Bappenas dan Support For Local Investment Climates (NSLIC).

Menteri Halim Iskandar mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya pembangunan untuk mengembangkan wilayah dengan keunggulan potensi daerah guna pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan. Tantangannya adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para petani dan pembeli.

"Sebagian besar petani masih kesulitan memperoleh akses pasar, harga pasar tidak jelas, minimnya ketersediaan saprodi, logistik yang belum memadai, dan keterbatasan pengetahuan petani akan peningkatan kualitas produk," kata Menteri Halim Iskandar.

Di sisi lain, kata Menteri Halim Iskandar, pembeli menghadapi permasalahan, diantaranya akses ke bahan baku yang tidak efisien (harga tinggi), asal usul bahan baku tidak jelas, informasi panen dan kapasitas produksi juga tidak jelas, tidak ada jaminan kualitas, supply bahan baku yang tidak menentu, dan kasus penipuan.

Kabupaten Belitung sebagai salah satu penghasil lada terbesar juga menghadapi persoalan serupa. Dengan potensi 9.295 Ha lahan, Belitung mampu memproduksi 5,7 ton lada/tahun. Dengan itu bisa dipastikan bahwa menajadi petani lada merupakan salah satu mata pencaharian yang dilakukan masyarakat Belitung.

Namun, kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini, sampai sekarang lada masih dijual secara gelondongan dengan harga fluktuatif melalui tengkulak dan belum memiliki kepastian pasar setiap musimnya. Di sisi lain, lada mempunyai pasar cukup luas terutama sebagai bahan baku industri olahan.

Dikutip dari laman dinaskpp.belitung.go.id, baik pemerintah pusat maupun daerah telah berkomitmen untuk memberi perhatian terhadap perkembangan kegiatan budidaya lada yang ada di Kabupaten Belitung. Komitmen ini diwujudkan dengan menciptakan program-program yang membantu kegiatan budidaya lada oleh petani. Program bantuan pemerintah yang digelontorkan di Kabupaten Belitung cukup bervariasi Bik bantuan langsung maupun pelatihan. Program bantuan ini juga mencangkup seluruh tahapan budidaya, mulai dari penanaman, pemeliharaan serta pemanenan.

Menurut Indra (2018), rantai pemasaran lada putih di Kabupaten Belitung terdiri dari 5 tahap. Tahapan tersebut mulai dari petani, pengumpul tingkat desa, pengumpul tingkat kecamatan, pengumpul tingkat kabupaten, eksportir dan pengecer. Panjangnya rantai pemasaran ini juga memberi andil dalam menentukan harga lada putih yang diterima petani

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat betapa besar potensi perkebunan lada di Belitung. Pengembangan sangat diperlukan, ini menjadi tugas anak muda Belitung agar bisa terus meningkatkan perkebunan lada, sehingga membuat Belitung semakin maju.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun