Memasuki libur Natal dan Tahun Baru, permintaan energi dalam bentuk BBM dan LPG diprediksi akan meningkat. Meski begitu, masyarakat tak perlu khawatir karena Pertamina telah menjamin ketersediaannya.
Pemerintah mengumumkan bahwa libur Nataru tahun ini menjadi 8 hari, berkurang dari rencana semula 11 hari. Pengurangan hari libur tersebut ditujukan untuk mengerem laju penyebaran virus Covid-19. Â
Meski dihimbau untuk tetap tinggal di rumah, tetapi hal itu disinyalir tetap akan mendorong peningkatan aktivitas masyarakat dalam bentuk lainnya. Misalnya, berkunjung ke saudara dekat atau memasak di rumah bersama keluarga.
Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) I memprediksi akan terjadi kenaikan jumlah kebutuhan BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) sebesar 10 persen. Dari 1.834 kilo liter (KL) menjadi 2.018 KL.
Sedangkan, untuk BBM jenis gasoil (Dex, Dexlite, Biosolar) diprediksi akan meningkat sekitar 5 persen dari konsumsi harian normal, yaitu dari 1.061 KL menjadi 1.114 KL.
Adapun konsumsi LPG subsidi diperkirakan akan meningkat sebesar 1,7%, dengan konsumsi harian normal, yaitu 352 Metrik Ton (MT) menjadi 358 MT. Dan untuk LPG non subsidi diprediksi meningkat sebanyak 10,7% dari konsumsi harian normal sejumlah 42 MT menjadi 47 MT.
Menanggapi itu, Pertamina tetap siaga dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan energi di masyarakat. BUMN Migas tersebut memastikan agar stok dan pasokan energi bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Salah satu implementasinya, Pertamina membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk mengawal pasokan BBM dan LPG mulai tanggal 7 Desember 2020 hingga 7 Januari 2021.
Tim satgas ini bertugas memantau penyaluran BBM dan LPG, mendorong kelancaran distribusi, serta memonitor kondisi di lapangan agar masyarakat bisa mendapatkan pasokan energi dengan mudah.
Pertamina juga menambah layanan fasilitas berupa 160 titik kantong BBM, 32 unit Modular per Pertashop Kios, dan 213 unit motoris. Penambahan ini terutama untuk kawasan lalu lintas yang sering macet.
