Pertanyaan yang ada dibenakku mulai terjawab saat pembina acara menyuruh kami untuk masuk ke dalam air.
"Hati-hati turunnya, masing-masing dari kalian akan menyebrangi kolam ini dengan pegangan tali. Jangan sampai lepas pegangannya, kolam ini cukup dalam"
Kurang lebih begitulah yang dikatakan oleh pembina acara. Bagaimana kami tidak panik, disuruh menyebrangi kolam di bawah air terjun tanpa pengaman dan hanya berpegangan pada satu tali, sungguh bukan keadaan yang kami harapkan. Mau tidak mau, kami harus menuruti apa yang diperintahkan, satu persatu masuk ke dalam air dan menyebrangi kolam tersebut. Giliranku, aku berdoa semoga tidak terjadi hal yang buruk. Perlahan aku raih tali yang dibentangkan, dan aku maju sedikit demi sedikit. Tidak terlalu buruk ternyata. Beban tubuhku tidak terlalu terasa jika di dalam air.
Semua kegiatan saat itu berjalan dengan lancar, sampai akhirnya tiba saatnya untuk solat. Kami masih berada pada kolam di bawah air terjun itu. Dan kami diperintahkan untuk wudu disana, di air yang mengalir sebelum aliran air yang deras itu jatuh ke kolam yang berada di bawahnya.
"Hati-hati ya bawaanya, kalo ada jam tangan atau benda lain titipin dulu, airnya deres soalnya," Guruku memperingatkan muridnya.
Kesalahanku saat itu adalah aku tidak menghiraukan perintah dari guruku. Aku memang menggunakan kacamata, dan saat hendak berwudu, aku dengan tanpa khawatir meletakkan kacamata tersebut di saku yang tidak cukup dalam. Ya, bisa ditebak, kacamataku meluncur dengan indah di air terjun.
"EHHH... EHHH... JATOH"
"Apaan yang jatoh," temanku penasaran
"KACAMATA WEH"
Panik, itu yang aku rasakan. Derasnya air terjun membuat aku merasa sulit untuk ditemukan kembali benda yang ditelannya.
"Kenapa, nak?" tanya salah satu guruku