Mohon tunggu...
cahya lentera
cahya lentera Mohon Tunggu... -

aku cinta indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS dan Artikel Kesurupan (Untuk Galaxi2014 : Artikel “PKS Tertipu")

23 Juni 2013   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir dari permainan kuda lumping yang paling seru adalah saat si pelaku mulai kesurupan. Makan pecahan kaca, bara api, dan kembang serta barongan adalah atraksi terhebohnya. Dalam kondisi kesurupan(TRANCE)  orang bisa melakukan sesuatu yang diluar nalar. Termasuk artikel yang berkeluyuran di kompasiana. Terkadang tanpa sadar, atau dengan sadar juga bisa ber-atraksi  dengan sindiran, ejekan, bualan, khayalan dan bahkan fitnah. Melakukan sesuatu tanpa nalar.Dibawah ini adalah tangapan penulis terhadap artikel “PKS tertipu” oleh Galaxi 2014.  Tulisan yang di beri nomor adalah naskah yang terdapat dalam artikel tersebut. Langsung saja kita ke TKP:

1)Meskipun banyak pihak yang menduga bahwa ane termasuk PKS haters tapi sesungguhnya ane bukanlah pembenci PKS. Pekaes nggak punya salah sama ane koq. Jadi nggak ada alasan ane untuk membencinya. Kalau ane nulis sesuatu yang dianggap merugikan pekaes itu adalah salah. Karena yang ane tulis hanya realitanya saja.Pada beberapa tulisan terdahulu ane pernah menulis satu artikel dengan judul :”Kader PKS Sering Ditipu Sesama Kader”, kemudian ane juga pernah menulis artikel dengan judul :”Anis Matta Masih Saja Menjual Mimpi”.Kedua tulisan itu bukan tanpa alasan yang kuat meskipun mungkin bahasanya asal-asalan. Tapi percayalah kedua fenomena itu terjadi di tubuh PKS. Hanya saja kesadaran untuk memikirkan hal tersebut mungkin terlambat datangnya.

Tanggapan:

Paragrap ini menceritakan penulis tidak membenci PKS, hanya menceritakan bahwa apa yang di tulisnya adalah realita yang terjadi di tubuh PKS. Benarkah demikian?? Pertanyaan pertama adalah bagaimana seseorang bisa mengetahui secara detail mengenai fenomena dan dinamika yang terjadi dalam sebuah partai jika orang tersebut bukanlah simpatisan-kader-atau pengurus partai. Penonton bola, komentator olah raga, berkomentar seolah-olah lebih pintar dan lebih paham akan sebuah klub bola, namun sampai kapanpun dia Cuma tetap komentator yang omonganya mungkin benar-mungkin salah. Bila prediksi pertandinganya benar dia seolah jadi pemenang, dan jika salah dia tinggal berkelit dengan komentarnya yang lain lagi. Tanpa beban, Cuma malu sesdikit saja. Lalu dia bilang ‘ BIASA BUNG BOLA MEMANG BUNDAR”, selesailah sudah urusanya. Tidak ada efek ke bangsa dan Negara. Tidak menyakiti orang lain.

Tapi berbeda dengan artikel atau opini yang di baca dan disebarluaskan ke public. Apalagi itu menyangkut nama seseorang, atau nama organisasi. Setiap opini di tulis memiliki arah dan tujuan tertentu yang menjadi GOAL dari penulisnya. Dari puluhan artikel yang sudah di tulis oleh Galaxi2014 isinya bernada penghinaan, cemoohan,atau ejekan terhadap PKS dan para tokoh serta tindakan politik PKS. Maka dapat di analisis dan di tarik benang merah bahwa apa yang di tulis pada paragraph diatas oleh galaxy 2014 adalah sangat mungkin LAIN DI TULIS LAIN DI HATI. Ini akan terbukti pada paragraph berikutnya.

2) Jawabannya PKS tertipu oleh dirinya sendiri. Chekidot: Pertama, Kader-kader PKS tertipu oleh Elite Politiknya sendiri. Dan yang kedua para Elite Politik PKS tertipu dengan fenomena pikirannya sendiri. Ini terjadi karena keyakinan/ perhitungan yang salah dari Elite Politik hingga akhirnya mereka secara tidak sengaja membawa para kadernya ke jalan yang salah. (Kader secara tidak sengaja tertipu oleh Elitenya).

Elite Politik PKS, dalam hal ini Anis Matta dan barisan pendukungnya mencoba memainkan Politik Kuda Lumping. Ketika PKS terjerembab dalam pusaran opini negative akibat kasus Luthfi Hasan, Anis Matta dan kawan-kawan tahu bahwa Elektabilitas PKS sudah anjlok lebih dari 50%. Kalau Elektabilitas secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 7%, kini kira-kira angkat tersebut berada 2,5%. Anis Matta paham benar tentang hal itu tapi dia menyembunyikan kenyataan tersebut dari para kadernya. Dan dia bersama barisannya berusaha untuk mengambil jalan pintas untuk menaikkan Elektabilitas tersebut. Anis berpikir Elektabilitas bisa diraih secara instant

Tanggapan:

Kata tertipu, di tipu dan menipu berasal dari akar kata tipu. Yang artinya sama dengan bohong, mengelabui,bukan hal yang sebenanrnya. Paragraph diatas berisi kurang lebih bahwa elite PKS tertipu oleh pikiranyasendiri yang kemudian kadernyapun tertipu pula. Elite dan kader sama-sama tertipu oleh langkah politik yang telah diambil. Sangat mungkin sebagai manusia biasa para elite PKS keliru mengambil kebijakan atau keputusan politik. Ini tidak hanya terjadi di PKS saja, semua partai bisa mengalaminya.

Hanya saja bahwa langkah yang diambil oleh PKS adalah hasil musyarawarah. Kesimpulanya adalah yang dianggap terbaik untuk di lakukan, maka akan dilaksanakan. Bagaimana hasilnya tentu itu di luar KUASA mereka. Kita semua masih setuju  MANUSIA BERUSAHA TUHAN YANG MENENTUKAN. Ibarat main catur, kita bisa memprediksi langkah yang kita ambil dan segala macam efeknya, tetapi selalu ada langkah tak terduga dari lawan main. Yang tiba-tiba bisa sangat menguntungkan atau sangat merugikan. Itu bisa di ketahui tentu saja setelah lawan melakukan langkah atau aksi balasanya. Saya setuju dengan paragraph ini karena memakai kata TERTIPU, bukan menipu atau di tipu. Tetapi ada kecenderungan ARTIKEL INI MENIPU, lihat di bawah ini.

Mengenai elektabilitas partai saya kira artikel ini “PKS tertipu”  tidak pas dalam menyampaikan datanya, karena dapat dilihat dari hasil survey seperti di bawah ini.:Pada medio Maret 2013, Rakyat Research and Consulting (RRC) menempatkan PKS di posisi tiga besar dengan tingkat elektabilitas sebesar 13,2 persen. Dalam survei yang melibatkan 1400 responden dari 33 provinsi tersebut, PKS bahkan sanggup mengalahkan tingkat elektabilitas yang dimiliki oleh Partai Demokrat (PD) yang hanya memperoleh angka 11 persen.Kemudian, pada Jumat, 17 Mei 2013, giliran survei yang dilakukan oleh Media Survei Nasional (Median) yang menempatkan PKS pada posisi tiga besar. Dalam survei yang dilakukan dalam rentang waktu 28 April-6 Mei 2013 itu, PKS berhasil meraup tingkat elektabilitas sebesar 7,2 persen. Sementara posisi pertama dan kedua masih ditempati oleh partai Golkar dan PDI-P secara berurutan. Sampai kini belum ada survey terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun