Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Saya seorang pencinta kemanusiaan, suka berbagi untuk kebaikan bersama

Regenerasi dari akun Kompasiana sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Sesama Satu Profesi Saling Pecat dan Saling Tembak?

5 Agustus 2022   15:32 Diperbarui: 5 Agustus 2022   16:01 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa  kematian Brigadir J yang selalu diberi judul Polisi Tembak  Polisi menyisakan satu pertanyaan yang sangat menyentuh batin dan kesadaran kita semua. "Mengapa teman dalam satu profesi mau menyakiti bahkan membunuh teman nya sendiri".  

Bukankah orang orang yang hidup dan bekerja dalam profesi yang sama seharusnya saling melindungi, saling menghargai, saling menguatkan, saling memasarkan jasa atau produk satu sama lain, demi keunggulan dan kehormatan profesi itu sendiri.  Dulu ada satu ungkapan yang menyiratkan sikap saling menolong dan sikap saling menghargai " sesama bus kota dilarang saling mendahului". 

Ungkapan yang sangat popular pada tahun 80 an (mungkin juga sudah ada sejak tahun 70 an atau bahkan 60 an) tidak hanya menunjuk kepada persaingan bus kota di Jakarta.  Namun sesama penyanyi, sesama guru, sesama surveyor, sesama pemusik  atau sesama teman yang profesi nya sama, dianggap tidak baik jika antar mereka bersaing atau berkompetisi.  

Sekarang pada tahun millennial ini, pada jaman 5.0 ini,  seolah olah adagium atau mindset ini hilang lenyap.  Yang kita temukan sekarang bahkan sesama  satu profesi itu harus berkompetisi , harus saling menyalahkan, saling memecat dan  saling memfitnah dan membunuh.  Demi apa? Demi keunggulan pribadi ?

Pada bulan Maret 2022, salah seorang dokter terbaik di Indonesia, Dr dr Terawan Agus Putranto dipecat dari IDI, organisasi profesi kedokteran yang sangat terhormat.  Mengapa dokter Terawan yang banyak sekali membantu pasien pasien dengan metodologi nya  "brain wash" dipecat keanggotaannya dari IDI ? Apakah dia dianggap bisa mengakibatkan profesi dokter itu menjadi terganggu dan kehilangan kehormatan?

Lalu kita juga melihat  antara pengacara kondang di Indonesia saling menyalahkan dengan memanfaatkan  media sosial untuk menunjukkan bahwa dirinya yang lebih benar.  Lihat bagaimana perseteruan antara Hotman Paris Hutapea dan Razman Arif Nasution yang sudah berbuntut buntut dan berlarut larut sampai sekarang.  

Mengapa mereka yang hidup dari profesi yang sama, terlarut dalam polemic dan perseteruan yang sangat berkepanjangan?

Puncaknya tentu saja, polisi tembak polisi, yang melibatkan puluhan anggota polisi mulai dari pangkat tamtama sampai Jenderal bintang 2.  Kasus polisi tembak polisi ini selain menyita perhatian dan emosi banyak sekali penduduk Indonesia juga menyisakan tanda tanya yang sangat mendasar, "ada apa di internal Kepolisian Republik Indonesia?" .  Pertanyaan ini muncul beberapa keanehan dalam peristiwa itu dan akibat akibat yang ditimbulkannya.

Bahkan sampai kepada Negara Republik Indonesia pun berkomentar tentang kejadian ini. Tentu salah satu penyebabnya karena besarnya dampak negatif yang bisa terjadi, misalnya ketidak percayaan rakyat kepada Institusi Kepolisian.  

Untung lah, Pak Kapolri cukup sigap dan cepat menangani kasus ini, dan tadi malam kita semua melihat beberapa keputusan beliau yang sangat diapresiasi oleh banyak kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun