Pendidikan setiap orang pertama kali ia dapatkan adalah dari keluarga. Begitulah banyak orang mengatakan. Bukan hanya sekedar istilah tapi memang begitu adanya. Â Orang dewasa adalah seseorang yang menerima tanggung jawab membuat keputusan independen dan menjadi mandiri secara finansial. Menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah, sebab harus dibarengi dengan peubahan sikap, sifat, perkataan dan juga perbuatan.
Kemajuan teknologi informasi menjadikan aktivitas dan kebutuhan manusia menjadi sangat mudah dilaksanakan, akan tetapi disisi lain setiap kemajuan dan perkembangan mendatangkan implikasi negatif dan distruktif (merusak) jika manusia tidak memiliki sikap kritis dan selektif. Teknologi bisa berubah menjadi sebuah ancaman jika tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, serta mempengaruhi dan mengubah orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika ia lambat menguasai informasi dan akan tertinggal dari berbagai kesempatan untuk maju. Oleh karena itu, keluarga merupakan lembaga kecil yang sangat berperan penting dalam membimbing, mewawasi, serta memberikan bantuan dalam menghadapi era teknologi informasi.
Orang dewasa adalah berperan sebagai orang tua, dimana peran lain dan paling penting sebagai orang tua adalah mendidik anak-anaknya. Bagaimana bisa seorang orang tua mendidik anak-anaknya dengan baik, sedangkan untuk mengontrol diri sendiri akan bahaya teknologi saja tidak bisa dikendalikan?. Banyak hal yang harus dipertimbangkan apabila sudah menjadi orang tua, belum lagi orang tua adalah contoh bahkan idola bagi anak-anaknya.
Sebelum menjadi orang tua, hendaknya orang dewasa belajar terlebih dahulu dan memperdalam ilmu untuk mendidik anak-anaknya. Pada zaman sekarang orang-orang menyebutnya adalah ilmu parenting. Anak-anak hebat lahir dan tumbuh dari orang tua yang luar biasa juga dalam mendidik. Namun sangat disayangkan sekali, berkembangnya zaman, berkembang pula berbagai macam kejahatan yang kerap terjadi. Bahkan hal yang paling tragis sekalipun kejahatan orang tua kepada anak-anaknya. orang tua kerap membentak anak-anaknya apabila melakukan sedikit saja kesalahan. Ketika orang tua membentak anak-anaknya akan membunuh sejuta sel-sel yang ada dalam otaknya, tidak hanya itu anak-anak akan kerap memendam rasa dendam dalam hatinya, sehingga ketika dewasa nanti anak-anak tersebut tumbuh dalam keadaan emosi yang tidak stabil, kerap marah, sulit mengekspresikan diri, bahkan akan menjadi anak yang tertutup.
Dalam Islam, orang tua diberi tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anaknya dengan baik. Sebab, anak lahir dalam keadaan yang belum mengetahui apa-apa dan tugas besar menanti para orang tua untuk membimbing anak-anaknya dengan baik. Bahkan Rasulullah SAW memberi tanggung jawab pendidikan anak secara utuh kepada orang tua. Hal ini berdasarkan hadis dari Ibnu RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya"(HR Bukhari).
Hadis diatas menunjukkan bahwa kelak orang tua akan diminta tanggung jawab atas anak-anaknya. Ini tidak bisa dialihkan begitu saja kepada orang lain misalkan kakek nenek, saudara atau bahkan penitipan anak. Sebab, saat terdapat kesalahan saat mendidik anak, hal tersebut sudah termasuk ke dalam dosa orang tua terhadap anak.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik yang dikeluarkan Universitas Medan Area, setiap orang tua harus memiliki persepsi bahwa dalam mewujudkan kepribadian dan pendidikan anak, kedua orang tua harus lebih terlibat didalamnya.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya merupakan pendidikan yang akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak, dan bukan hanya dalam pemenuhan materi saja. Selain itu juga penting untuk menambah kebaikan dan keharmonisan hudup dalam keluarga yang selalu terpelihara dengan baik.
Berkembangnya teknologi informasi dari zaman ke zaman telah mengubah kehidupan manusia dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu akibat perkembangannya dapat juga kita rasakan di lingkungan keluarga baik dari segi negatif maupun positif. Berkembangnya zaman untuk menuntut ilmu bukan dilihat dari umur yang muda saja, bahkan orang-orang dewasa sangat penting dan perlu belajar.
Pada zaman dahulu mungkin belajar bagi orang dewasa merupakan suatu hal yang membosankan dan tidak perlu lagi dilakukan, karena sudah cukup didapatkan diwaktu muda dahulunya. Orang-orang pada zaman dahulu juga sangat sulit mendapatkan akses dan media untuk belajar kembali, semuanya terhambat teknologi.
Pada zaman sekarang yang sudah sangat canggih, bukanlah menjadi alasan untuk tidak ingin belajar. Karena semua sudah serba bisa di cari dan didapatkan. Komunikasi lintas negara saja sangat mudah dilakukan pada saat ini. Semua tergantung lagi bagaimana keinginan untuk melakukannya.
Proses dalam mendidik orang dewasa tidak akan sama seperti mendidik anak-anak pada umumnya. Karena kita ketahui juga orang dewasa ini memiliki keterpautan umur yang sangat jauh, dan pengalaman yang sudah banyak didapatkannya. Orang dewasa juga kerap kali merasa bosan jika diajarkan dengan metode yang biasa dilakukan. Oleh karena itu perlu diaturnya strategi untuk mendidik orang dewasa.
Strategi-strategi atau tahapan yang perlu diterapkan keluarga dalam mendidik orang dewasa di era teknologi informasi sebagai berikut:
a. Menjalin komunikasi yang sering dengan orang dewasa.
b. Mendukung orang dewasa dalam menjalankan kehidupan di era teknologi informasi.
c. Membantu memberi ruang dalam kehidupan internet orang dewasa
d. Menggunakan teknologi dalam partisipasi misalnya bercerita.
e. Menetapkan kontak teknologi keluarga
f. Memantau aktivitas konten digital serta penggunaan media sosial dan waktu penggunannya.
g. Membantu deteksi internet terhadap orang dewasa secara berkala
Â
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri merupakan bagian yang wajar dari belajar.
Ketika orang dewasa belajar, mereka memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak. Beberapa karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran lebih fokus pada pendewasaan, di mana individu akan mengalami perubahan dari ketergantungan menjadi memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri. Meskipun dalam situasi tertentu mereka masih membutuhkan bimbingan.
(2) Karena tujuan utama adalah mencapai pemahaman dan perkembangan pribadi yang diperlukan untuk bertahan, maka metode pembelajaran yang lebih diutamakan melibatkan eksperimen, diskusi, pemecahan masalah, latihan, simulasi, dan praktik langsung.
(3) Orang dewasa akan siap untuk belajar apabila materi pelatihannya mempertimbangkan tingkat kepentingan yang dirasakan oleh mereka dalam memecahkan masalah kehidupan mereka. Oleh karena itu, menciptakan kondisi belajar yang sesuai, menyediakan alat-alat yang tepat, dan mengikuti prosedur yang cocok akan membuat orang dewasa menjadi siap untuk belajar. Dengan kata lain, program pembelajaran harus disusun berdasarkan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya, dan urutan penyajian materi harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
(4) pengembangan kemampuan harus diarahkan pada kegiatan belajar. Dengan kata lain, cara penyusunan pelajaran harus didasarkan pada kemampuan-kemampuan apa atau tampilan seperti apa yang diharapkan ada pada peserta didik.
Pada dasarnya orang dewasa memiliki banyak pengalaman baik dalam bidang pekerjaannya maupun pengalaman lain dalam kehidupannya. Orang dewasa memiliki karakteristik dalam belajar, yang paling utama sekali adalah orang dewasa sangat senang belajar jika pembelajaran yang diberikan berdasarkan pengalaman yang diperolehnya.
Untuk didapatkannya proses mendidik orang dewasa dengan baik, maka perlu terlebih dahulu kita ketahui seperti apa prinsip-pinsip orang dewasa dalam belajar. Prinsip-prinsip orang dewasa merupakan bagian pokok dalam pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap tujuan suatu kegiatan pendidikan/kursus.
b. Peserta didik hendaknya mau untuk belajar
c. Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal
d. Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta
e. Peseta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya proses belajar.
Dilihat dari rangkaian diatas bisa kita ambil pembelajaran bahwa, seberapapun usiamu jangan malu untuk terus belajar, apalagi ketika sudah difasilitasi dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang begitu canggih. Orang dewasa hendaknya bisa menjadi contoh bagi anak-anak dan kalangan usia dibawahnya, minimalnya saja jika orang dewasa sudah menjadi orang tua, hendaknya bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya serta kerabat dekat. Bukan hanya saja mementingkan diri sendiri. Jadikan teknologi sebagai media yang baik untuk menambah wawasan dan memberikan kenyamanan ketika banyaknya tuntutan dari segi manapun, termasuk tuntutan pekerjaan.
Menurut Lunandi (dalam Asmin, 2005), pendidikan orang dewasa memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan, memperluas pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknis, dan meningkatkan profesionalisme peserta. Proses pendidikan orang dewasa harus menghasilkan perubahan sikap dan perilaku yang dapat dikategorikan sebagai perkembangan pribadi, serta meningkatkan partisipasi sosial individu yang terlibat.
Menurut Topatimasang (dalam Asmin, 2005), pandangan tersebut menyatakan bahwa pendidikan memiliki tujuan yang didasarkan pada keyakinan bahwa fokus utama pendidikan adalah memperoleh dan mewariskan pengetahuan secara menyeluruh dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jumlah pengetahuan yang terbatas membuat sistem pendidikan sulit untuk mengelolanya secara menyeluruh.
2. Perubahan dalam tata budaya atau masyarakat berjalan lambat, sehingga memungkinkan pengetahuan disimpan dalam bentuk tertentu dan disampaikan sebelum pengetahuan tersebut berubah.
3. Globalisasi informasi dan teknologi yang maju sebelum tahun 2000 telah mempercepat keusangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Kenyataan tersebut mendorong individu dewasa untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kemampuan dan kesempatan mereka untuk belajar. Untuk memenuhi kebutuhan individu dewasa yang berkeinginan belajar, dibutuhkan bantuan pelayanan dan fasilitator, termasuk pejabat penyelia dan pengelola lembaga pendidikan orang dewasa, agar proses pembelajaran mereka berjalan efektif dan efisien. Untuk dapat memberikan bantuan dalam hal pelayanan, fasilitasi, pengawasan, dan manajemen pendidikan bagi individu dewasa, pengetahuan teoritis tentang proses belajar dan pembelajaran bagi mereka harus dimiliki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI