Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gulai Rebung Asam Campur Ikan, Membangkitkan Selera

7 Oktober 2025   14:29 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gulai Rebung Asam Campur Ikan, Membangkitkan Selera

Rebung adalah tunas atau anakan bambu yang bila diolah dapat menjadi bahan pangan yang umumnya digemari oleh masyarakat pedesaan.

Bahan makanan yang bahan bakunya berasal dari bambu muda ini dikenal dengan rebung manis dan rebung asam.

Rebung manis yaitu tunas atau anakan bambu yang setelah dibersihkan dari pembungkusnya berupa kelobot yang berbulu (miang) dicuci serta  dipotong-potong, sesuai dengan selera lalu direbus atau dimasak menjadi sayur bening dan siap untuk disajikan.

Sementara untuk mendapatkan rebung asam, maka harus dilakukan fermentasi terlebih dahulu. Tunas atau anakan bambu yang sudah dipotong-potong dan diiris-iris, lalu direndam dalam  wadah yang berisi air secukupnya.

Untuk mendapatkan rebung (asam) yang berkualitas, maka fermentasi atau perendaman dilakukan paling tidak selama 2 kali 24 jam dan kondisi inilah yang terbaik untuk diolah menjadi gulai.

Hindari perendaman atau fermentasi yang relatif cukup lama, karena berakibat rebung dapat berubah warna menjadi coklat kehitam-hitaman dan juga akan terasa lebih asam.

Untuk mendapatkan rasa yang menggugah selera makan, rebung asam dimasak dengan menggunakan santan kelapa, pedas sedang dan bumbu cukup, kecuali asam karena rebung sudah berasa asam.

Agar supaya rebung asam dapat membangkitkan selera dan tidak sabar lagi untuk menikmatinya, maka rebung asam dicampur dengan ikan, terutama ikan segar, baik ikan air tawar maupun ikan laut.

Akan tetapi, bila tidak mendapatkan ikan yang masih segar, tentu ikan yang sudah diolah berupa ikan panggang atau ikan asap, juga tidak menjadi persoalan, meski rasanya kurang menggigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun