Bismillah,
Konsep agrowisata yang memadukan usaha pertanian dengan hiburan yang banyak dikembangkan oleh para pebisnis hari ini.
Sesungguhnya sudah di mulai sejak empat dasawarsa yang silam oleh seorang petani maju di Desa Kelobak Kecamatan Kepahiang (kini kabupaten) bernama Pak Yunus.
Petani Yunus mendesain lahan usahataninya dengan tanaman utamanya komoditi Nanas dari berbagai macam varietas, dari Nanas putih sampai Nanas Bogor yang terkenal di masa itu.
Untuk menjadikan kebun nanasnya lebih menarik lagi, Yunus membuat kolam yang luas dan ditebari dengan berbagai jenis ikan, serta ada perahunya untuk digunakan hilir-mudik di kolamnya.
Kebun Nane (nanas) ini lokasinya tidak seberapa jauh dengan komplek sekolahku SPP-SPMA Bengkulu, kira-kira dua sampai tiga kilometer saja.
Bahkan pasangan remaja yang ingin berkunjung kesana, terlihat jelas iring-iringanya dari tempat tinggalku  dan kawan-kawan yang rerata mondok di komplek atau disekitar dengan komplek.
Obyek wisata kebun Nane(bahasa Bengkulu) ramai dikunjungi pada hari-hari libur, terutama hari minggu.
Pengunjung yang  datang tidak hanya terbatas dari Kepahiang dan sekitarnya saja, melainkan banyak yang berasal dari Kota Curup, Bengkulu, Pendopo Lintang dan lain-lain.
Di era awal tahun delapan puluhan memang belum banyak, tidak seperti zaman now obyek wisata dengan pasar kulinernya serta hiburan tumbuh bertebaran laksana jamur tumbuh di musim hujan.
Aku dan kawan-kawan siswa-siswi  SPP-SPMA Bengkulu sejatinya tidak punya banyak waktu untuk bersantai ria.