pejabat teladan, maka akan mengingatkannya pada sosok Drs. Hoegeng Imam Santoso dan Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa. Kisahnya membumi karena berhasil meninggalkan legasi sangat baik bagi diri dan institusi tempat mereka bertugas.
Entah mengapa, banyak kalangan yang jika berbicara tentangKepribadiannya yang jujur, sederhana, mengayomi dan tanpa kompromi dalam menjalankan tugas membuat jasa dan pengabdiannya dikenang sepanjang masa. Jadi rujukan masyarakat dalam menilai para pejabat negara dewasa ini.
Tentu saja, masih banyak tokoh publik, pejabat atau pemimpin negeri yang tidak terhitung jumlahnya. Baik yang sudah purna tugas atau yang sedang memimpin dan menjabat, menjadi inspirasi bagi lahirnya manusia-manusia jujur, adil dan beradab.
Selain Hoegeng dan Lopa, ada dua negawaran lagi yang senantiasa berperilaku jujur, menampilkan kesederhaan hidup dan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran yakni Moh. Hatta, Syafruddin Prawiranegara. Mereka berdua juga memiliki standar moral tinggi sebagai seorang pejabat negara.
Siapapun, merasa bangga pernah memiliki pejabat seperti tersebut di atas. Selain karena dedikasi dan kontribusi nyata bagi keharuman bangsa dan negara, sikap sekaligus perbuatan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai kebaikan terwariskan kepada generasi selanjutnya.
Dua pejabat tersebut betul-betul telah mengilhami ribuan bahkan jutaan umat manusia untuk mengikuti jejak langkahnya, menjadi pemimpin yang penuh hikmat dan bijaksana.
Teladan Hoegeng dan Lopa dalam Memimpin
Sedikitnya, tiga keteladanan yang senantiasa disematkan kepada Jenderal Polisi Hoegeng dan Jaksa Agung Lopa, yakni jujur, amanah dan sederhana. Ketiga sifat serta sikap ini melekat pada diri mereka ketika menjalankan tugas sebagai polisi dan jaksa.
Jujur, baik dalam berucap maupun bertindak, transparan dalam memberikan segala bentuk laporan. Amanah, melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi dan prinsip-prinsip keadilan hukum. Sederhana, menjauhi kemewahan meski ada kesempatan.
Menjadi menarik kemudian, ketika tiga sifat dan sikap ini dicerminkan kepada para pejabat negara secara khusus atau lebih luasnya seluruh elemen bangsa. Ketiga-tiganya, hampir tidak ada sama sekali, dan jikapun ada sangat jarang atau begitu langka.
Mungkin, inilah alasannya mengapa mencari sosok pejabat teladan masa kini terasa sulit dan hanya berkutat pada segelintir nama saja.