Mohon tunggu...
riza bahtiar
riza bahtiar Mohon Tunggu... Penulis lepas

Menulis artikel, esai, dan beberapa tulisan remeh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lensa Sun Tzu: Analisis Perang Israel-Iran Melalui Strategi di Balik Ketegangan Regional

17 Juni 2025   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2025   11:54 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Israel secara aktif mengeksploitasi kelemahan Iran, terutama terkait dengan isolasi internasionalnya, infrastruktur nuklir nan rentan terhadap sabotase, dan ketergantungannya pada proksi. Dengan menargetkan proksi di luar Iran, Israel menempatkan tekanan pada Iran tanpa melintasi ambang batas perang langsung nan dapat menyeret mereka ke konflik regional nan lebih besar. Ini adalah manifestasi dari Sun Tzu nan menyarankan untuk menyerang di mana musuh paling lemah dan tidak siap.

Fokus utama Israel adalah menghalangi Iran mencapai kemampuan senjata nuklir dan membatasi pengaruh regionalnya. Oleh karena itu, serangan terhadap fasilitas nuklir, pengembangan rudal, dan jaringan proksi adalah upaya langsung untuk "menyerang strategi" inti Iran, bukan hanya pasukannya.

Kelemahan/Tantangan Israel Berdasarkan Sun Tzu:

Meskipun berupaya membatasi konflik, ada risiko inheren bahwa serangan presisi dapat memicu respons nan tidak terduga, menyeret Israel ke dalam perang nan lebih besar dan berkepanjangan nan tidak diinginkan, menguras sumber daya dan moral, seperti nan diperingatkan Sun Tzu. Sebagai negara kecil dengan kedalaman strategis nan terbatas, Israel memiliki keterbatasan geografis. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap serangan dari berbagai arah dan membatasi ruang untuk manuver defensif nan luas. Terlalu mengandalkan keunggulan teknologi dapat membuat Israel kurang siap menghadapi ancaman asimetris atau perang gesekan nan lebih tradisional, di mana teknologi mungkin kurang relevan.

Iran: Sun Tzu dalam Bentuk Perang Asimetris dan Ketahanan

Iran, sebagai aktor nan secara konvensional lebih lemah dibandingkan Israel dan sekutunya, telah secara efektif menerapkan prinsip-prinsip Sun Tzu melalui strategi asimetris dan fokus pada ketahanan.

Kekuatan Strategis Iran Berdasarkan Sun Tzu:

Perang asimetris dan proksi adalah keunggulan utama Iran. Dengan membangun dan mendukung jaringan proksi seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, serta milisi di Irak dan Suriah, Iran dapat memproyeksikan kekuatan dan menimbulkan ancaman tanpa secara langsung melibatkan pasukannya sendiri. Ini adalah bentuk "perang asimetris" nan sempurna, di mana Iran mengeksploitasi kekuatan lawan nan lebih kuat secara konvensional, serta menciptakan "penipuan" karena sulit untuk mengidentifikasi sumber serangan secara langsung.

Iran telah menunjukkan ketahanan nan luar biasa terhadap sanksi ekonomi dan tekanan militer selama bertahun-tahun. Mereka tampaknya siap untuk "perang gesekan" nan panjang, mengandalkan kesabaran strategis dan kemampuan untuk menguras lawan secara bertahap. Meskipun Sun Tzu menekankan kecepatan, bagi pihak nan lebih lemah, ketahanan ini dapat menjadi strategi untuk melemahkan musuh nan lebih kuat dari waktu ke waktu.

Meskipun ada ketidakpuasan internal, rezim Iran telah mampu memobilisasi dukungan di antara basis pendukungnya. Ini menciptakan tingkat persatuan ideologis dan moral nan memungkinkan mereka untuk menanggung kesulitan dan mempertahankan moral dalam menghadapi tekanan eksternal. Ini adalah manifestasi dari pentingnya "persatuan" nan ditekankan oleh Sun Tzu.

Melalui proksi dan pengaruh regionalnya, Iran secara konsisten berupaya mengacaukan rencana keamanan regional Israel dan Amerika Serikat, serta menguji aliansi mereka. Serangan proksi terhadap kepentingan AS atau Israel, serta upaya untuk memecah aliansi antara Israel dan negara-negara Arab, adalah bentuk tidak langsung dari "menyerang strategi dan aliansi musuh" Sun Tzu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun