Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Ada Anak yang Nakal, Berikut Tips Mengembangkan Disiplin Diri Pada Anak

9 Juni 2021   14:13 Diperbarui: 9 Juni 2021   18:48 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pribadi

Menerapkan aturan dan disiplin di sekolah memiliki tantangan yang tidak mudah. Guru banyak terjebak pada situasi memandang  anak - bahkan melabel anak  yang kedapatan beberapa kali melanggar aturan atau disiplin sekolah sebagai 'anak nakal'. 

Tulisan ini adalah pemikiran dari  cerita pengalaman nyata yang saya lakukan atau terapkan di satu sekolah di mana saya menjadi bagian dari tim yang menangani program pengembangan sekolah di bidang akademik, sekaligus sebagai pendamping guru dalam menangani disiplin sekolah untuk   menerapkan konsep 'disiplin tanpa hukuman'. 

Di mana proses pendidikan anak, pengajaran  dan penerapan aturan dilakukan dengan pendekatan yang lebih manusiawi, komunikatif dan menghindari hal-hal yang masuk ke dalam kategori bullying. Maka melalui tulisan  singkat ini, akan saya paparkan beberapa tips   mengembangkan disiplin diri pada anak, tanpa harus menciptakan suasana yang tegang, marah, tekanan, apalagi hukuman. 

Tentunya tips mengembangkan disiplin diri ini juga bisa diterapkan di dalam mendidik anak untuk belajar berdisiplin di rumah. Para orangtua tentunya banyak mengalami kondisi tatkala anak-anak nampak sulit memperhatikan aturan, nampak malas, dianggap sering membuat masalah yang mengundang kesal atau marah, sehingga banyak orangtua mudah melabeli anak dengan label 'nakal'. 

Menerapkan aturan dan disiplin di sekolah memiliki tantangan yang tidak mudah. Guru banyak terjebak pada situasi memandang  anak - bahkan melabel anak. 
Mengapa ada label nakal disematkan kepada anak? Umumnya untuk anak-anak yang tidak menurut, tidak patuh, melanggar aturan, dan sikap lainnya yang membuat guru atau orangtua menjadi kesal. 

Kata 'nakal' dalam KBBI artinya: 1. Suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama bagi anak-anak). 2. Buruk kelakuan (lacur dan sebagainya). 'Kenakalan' artinya sifat nakal; perbuatan nakal; tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Menurut John Dewey, perilaku  kita tidak sekedar muncul berdasarkan pengalaman masa lampau, instink atau bawaan hereditas, tetapi juga secara terus menerus berubah atau diubah oleh lingkungan - "situasi kita" - termasuk tentunya orang lain. Anak-anak tumbuh sejak lahir sesuai dengan situasi, kebiasaan, pola yang ia alami di lingkungan tempat ia tinggal. 

https://www.babycouture.in/blog/wp-content/uploads/2016/11/feature-1024x661.jpgSumber gambar: https://www.babycouture.in/blog/wp-content/uploads/2016/11/feature-1024x661.jpg
https://www.babycouture.in/blog/wp-content/uploads/2016/11/feature-1024x661.jpgSumber gambar: https://www.babycouture.in/blog/wp-content/uploads/2016/11/feature-1024x661.jpg
Sejak bayi anak belajar dari Ibunya, atau yang mengasuhnya. Belajar dari Ayahnya atau keluarganya yang lain, serta teman bermainnya sehari-hari. 

Lingkungan, baik di rumah ataupun di sekolah memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk perilaku anak, sehingga perilaku baik atau nakal tidak serta merta muncul dari dalam diri pribadi anak. Melainkan sebuah proses penyerapan, proses belajar, proses meniru dari apa yang anak alami, dengar, dan saksikan. 

Ketika ada seorang anak menunjukkan perilaku yang disebut sebagai 'nakal', sesungguhnya besar kemungkinan itu bukankah sifat  anak yang sesungguhnya atau yang menempel pada dirinya. Kenakalan dalam bentuk perilaku adalah akumulasi berbagai pengalaman yang ia alami sejak kecil.

Perilaku yang normal pada seorang anak, selain dipengaruhi lingkungan di mana ia tumbuh, juga tergantung pada usia, kepribadian, dan perkembangan fisik dan emosional anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun