Mohon tunggu...
Bung Lomi
Bung Lomi Mohon Tunggu... Freelancer - Debutant Writer

Read Well, Write Well

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Mr Crack

12 September 2019   11:28 Diperbarui: 12 September 2019   11:41 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia baru saja kehilangan salah satu cendekiawan yang sekaligus juga adalah Presiden ke - 3 negeri ini. Dia adalah Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang biasa dikenal dengan BJ Habibie.

Habibie adalah putra kelahiran Parepare Sulawesi Selatan pada 83 tahun yang lalu, tepatnya 25 Juni 1936. Dikutip dari Wikipedia Si jenius ini pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia Bandung (sekarang ITB) lalu melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di Rheinisch-Westflische Technische Hochschule (RWTH) Aachen, universitas teknik di Jerman.

Ia dijuluki "Mr. Crack" karena andilnya dalam menemukan Progression Crack Theory, yang akhirnya dikenal dengan istilah Habibie Theory.

Teori yang ditemukan olehnya ini dinilai mampu untuk mengkalkulasi keretakan pesawat karena proses terbang landas, juga membantu desain pesawat modern untuk menghindari insiden kecelakaan.

Tak hanya jago di teorinya saja, Habibie pernah merancang pesawat bernama N-250 saat diminta kembalai ke tanah air oleh presiden Soeharto kala itu.

Pada 1995, prototipe N-250 PA-1 versi Gatot Kaca yang sanggup untuk menampung 50 penumpang melakukan terbang perdana dan disaksikan langsung oleh presiden Soeharto.

Pada 1996, lahir pula prototipe kedua N-250 PA-2 versi Krincing Wesi yang sanggup menampung sampai 70 penumpang.

Proyek N-250 merupakan cikal bakal lahirnya pesawat terkenal lainnya buatan Indonesia, yaitu R-80 yang diproduksi oleh PT Resio Aviasi Industri (RAI), perusahaan yang didirikan Habibie bersama sang anak Ilham Habibie.

Karya lain Habibie dalam dunia penerbangan adalah Vertical Take Off & Landing (VTOL), pesawat angkut DO-31, Multi Role Combat Aircraft (MRCA), Airbus A-300 yang mampu menampung 300 penumpang, Hansa Jet 320, CN-235, dan Helikopter BO-105.

Beragam penghargaan pun diterima oleh Habibie, seperti :

  1. "Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband" dan "Das Grosse Verdienstkreuz" pada 2015 oleh pemerintah Jerman.
  2. "Theodore Von Karman Award" pada 1992 oleh Dewan Internasional Aeronautika (ICAS).
  3. "Grand Cruz Del Merito Aeronavtico Condistinctivo Blanco" pada 1980 oleh pemerintah Spanyol.
  4. Pada 1985 ia mendapat dua penghargaan sekaligus yaitu "Grand Cross of The Aeronautical Merit" oleh Pemerintah Chili. Dan "Cavaliere di Grand Croce" oleh pemerintah Italia.
  5. "Grand Cross of King Leopold II" pada 1991 oleh pemerintah Belgia.
  6. "The Order of Brilliant Star with Grand Cordon" pada 1994 oleh pemerintah Taiwan.
  7. "Grand Officier de la Legion d'Honneur" pada 1997 oleh pemerintah Prancis.
  8. "Edwar Warner Award" oleh Dewan Eksekutif Lembaga Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun