Jakarta, 6 Maret 2025
Setiap hari, banyak orang menghadapi kesulitan, entah besar atau kecil. Tapi di luar itu, mereka tetap berusaha melewatinya.
Di jalanan, gue melihat sendiri betapa rumitnya kehidupan. Macet, banjir, kebakaran, jalan rusak—hal-hal yang gak bisa dihindari tapi tetap harus dijalani. Belum lagi mereka yang berjuang mencari nafkah, menghadapi masalah pribadi, atau sekadar bertahan di tengah tekanan hidup. Begitu banyak kisah yang terjadi di sekitar kita, kadang terlalu banyak untuk bisa diceritakan satu per satu.
Di tengah semua itu, gue sadar bahwa hal-hal kecil yang sering kita anggap biasa ternyata sangat berharga. Bisa makan dengan tenang, menikmati secangkir teh atau kopi, itu sudah sebuah berkah. Sehat—baik fisik, jiwa, maupun batin—adalah sesuatu yang gak bisa dianggap remeh, apalagi kalau kantong juga aman. Bahkan sesederhana bisa ngobrol dan bertatap muka dengan orang-orang yang kita percaya, itu aja udah cukup buat hati lebih tenang.
Gue bukan orang yang suka keributan. Mengeluh? Kalau perlu, secukupnya aja. Hidup ini udah cukup ribet, gak perlu ditambah hal-hal yang bikin makin berat. Yang paling gue takutin justru fitnah, terutama fitnah dajal.
Pada akhirnya, gue bersyukur atas anugerah hidup ini. Gue percaya, niat yang baik, usaha yang sungguh-sungguh, dan kesabaran adalah hal yang harus dijaga. Sabar itu bukan sekadar bertahan, tapi juga bisa berkembang menjadi ketekunan.
Dari semua yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan—gue percaya itu semua atas kehendak-Nya. Gue bergantung pada Dia, Yang Maha Esa, Maha Kuasa, yang mengatur segalanya. Kalau orang bilang, "Gue cuma takut sama Tuhan," gue rasa maksudnya adalah takut akan kebesaran-Nya, takut akan murka-Nya. Dan gue juga begitu.
Semoga Allah selalu bersama kita.
Wallahu a'lam bissawab.
---
M. Imam Zam Zami