Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalah di Kandang Napoli, Pertanda Liverpool Bakal sampai Final Lagi?

8 September 2022   15:20 Diperbarui: 9 September 2022   16:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: AFP via The Independent

Pendek kata, tingkat efektivitas serangan Napoli adalah 44,44%. Sedangkan Liverpool hanya 14,28%. Dari sini barulah kita bisa paham mengapa The Reds kalah sedemikian telak.

Kekalahan ini seakan-akan mempertegas masalah klasik yang telah diidap Liverpool sejak beberapa waktu belakangan. Satu PR yang tak bisa dipecahkan Klopp sehingga berandil pada gagalnya menjuarai Premier League musim lalu.

Kalau ada yang berpendapat ini terjadi karena ditinggal Sadio Mane, coba ingat-ingat lagi lebih jauh. Sepengamatan saya, problem di lini depan Liverpool sudah tampak bahkan ketika trio Firmansah (Firmino-Mane-Salah) masih kerap dipakai Klopp.

Sampai ke Final Lagi?

Meski kecewa oleh kekalahan ini, saya masih berusaha berpikir positif. Alih-alih mengisyaratkan kiprah Liverpool bakal suram di Liga Champions, sejarah justru menunjukkan satu catatan menggembirakan.

Masih ingat ketika Liverpool berhasil menjadi juara di musim 2018/19? Nah, ketika itu The Reds juga sempat kalah di kandang Napoli, tepatnya pada 3 Oktober 2018 dengan skor tipis 0-1.

Tak hanya dari Napoli sebetulnya, Liverpool juga kalah dari semua lawannya di fase grup musim itu. Kalah dari Red Star Belgrade, dari Paris Saint Germain juga. Semua kekalahan tersebut terjadi saat tandang.

Untungnya, The Reds selalu menang ketika menjamu ketiga lawan di Stadion Anfield. PSG dikalahkan 3-2, lalu Red Star dibekuk 4-0, dan terakhir Napoli dikandaskan 1-0 sekaligus menjadi pembuka jalan menuju fase knock out.

Pada klasemen akhir, Liverpool dan Napoli sama-sama mengumpulkan poin 9. Namun The Reds yang berhak melaju ke fase gugur sebagai runner-up grup karena mencetak gol lebih banyak ke gawang seluruh lawan.

Sebagaimana kita ketahui bersama, Liverpool mengakhiri musim 2018/19 sebagai juara Liga Champions usai mengalahkan Tottenham Hotspur di final.

Nah, sejarah inilah yang saya harap dapat diulangi Liverpool musim ini. Terlebih jika menilik tiga rival di Grup A, boleh dibilang hanya Napoli-lah pesaing terberat Jordan Henderson, cs. dalam memperebutkan posisi puncak grup.

Dengan kata lain, terbuka peluang bagi Liverpool untuk meraup sebanyak mungkin poin kala menghadapi Ajax Amsterdam dan Rangers FC aka Glasgow Rangers. Setidak-tidaknya The Reds harus bisa menyegel posisi runner-up klasemen akhir sehingga ikut lolos ke fase gugur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun