Penulis: Christian Parsaoran Tumanggor (NPM 2014161010) dan Darwin H. Pangaribuan (NIDN 0013016302), Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
"Hidroponik memerlukan pemupukan presisi berupa nutrisi yang sangat esensial bagi pertumbuhan tanaman"
Pendahuluan
Luas lahan sawi pada tahun 2019 adalah 1.329 ha dan menyusut menjadi 1.288 ha pada tahun 2020 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2021. Permasalahan tersebut, diperlukan suatu upaya untuk mempertahankan tingkat produktivitas tanaman sawi yaitu dengan menerapkan sistem hidroponik guna membantu permasalahan penyusutan lahan pertanian. Hidroponik merupakan suatu sistem budidaya memanfaatkan air sebagai media nutrisi tanaman untuk menunjang tumbuh tanaman.
Hidroponik memerlukan pemupukan presisi berupa nutrisi yang sangat esensial bagi pertumbuhan tanaman. Nutrisi berfungsi sebagai pemasok utama kebutuhan mineral untuk tanaman yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga memperoleh kualitas hasil tanaman (Setiawan, 2018). Nutrisi yang umum digunakan pada sistem hidroponik adalah pupuk anorganik yaitu AB mix. Namun, harga jual yang relatif tinggi dan penggunaan secara terus menerus dapat berdampak negatif terhadap ekosistem dan kualitas tanaman hidroponik. Oleh karena itu penggunaan nutrisi perlu diseimbangkan dengan penggunaan nutrisi organik seperti ekstrak vermikompos dan ekstrak urin kelinci, yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik vermikompos dan urin kelinci. Kedua pupuk organik tersebut memiliki kandungan berupa unsur hara yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau.
Nutrisi dan peran ekstrak vermikompos dan ekstrak urin kelinci sebagai pupuk organik
 Tanaman hidroponik membutuhkan nutrisi berupa unsur hara yang untuk pertumbuhan dan kualitas padatanaman. Nutrisi yang dibutuhkan berupa unsur hara makro dan mikro yang dapat ditemukan pada pupuk organik cair (POC) berupa ekstrak vermikompos dan ekstrak urin kelinci. POC merupakan produk hasil fermentasi yang berasal dari bahan baku organik yang mengandung asam amino, fitohormon dan vitamin yang berperan untuk merangsang dan meningkatkan pertumbuhan mikroba ( Kurniawati, dkk, 2015). Kedua pupuk tersebut memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan hasil pada tanaman. Selain itu, bahan baku yang mudah didapatkan dan bersifat ramah lingkungan menjadi keunggulan dari pupuk organik cair tersebut. Oleh karena itu, penggunaan kedua POC tersebut dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. Namun, perlu digarisbawahi bahwa pupuk organik cair berupa ekstrak vermikompos dan urin kelinci tidak dapat menjadi pupuk utama dalam sistem hidroponik karena kandungan unsur hara jauh lebih rendah dengan pupuk anorganik atau kimia.
Kombinasi pupuk organik cair (POC) berupa ekstrak vermikompos, ekstrak urin kelinci dan AB Mix merupakan salah satu penerapan pertanian modern yang memanfaatkan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Kombinasi ini memberikan dampak positif untuk mengurangi pupuk anorganik yang berlebihan. Â Penggunaan konsentrasi AB Mix 75% + ekstrak vermikompos 15% + ekstrak urin kelinci 10% mampu menghasilkan pertumbuhan tanaman sawi setara dengan penggunaan AB Mix 100%. Hal ini karena nutrisi berupa unsur hara yang cukup pada perlakuan tersebut untuk menunjang kebutuhan pertumbuhan tanaman sawi. Ketersediaan unsur hara yang optimal dan seimbang mampu mendukung proses fisiologis dan metabolisme untuk menghasilkan sel dalam jumlah banyak, sehingga memperoleh bobot segar tanaman meningkat. Bobot segar tanaman dipengaruhi oleh peran unsur hara yang baik, terutama unsur N yang penting untuk meningkatkan pertumbuhan seperti tinggi dan pembentukan daun pada tanaman (Munthe, dkk, 2018).
Nutrisi organik sebagai alternatif
Ekstrak vermikompos 15% dan ekstrak urin kelinci 10% yang digunakan sebagai subtitusi AB Mix 75% merupakan suatu alternatif bercocok tanam dengan sistem hidroponik yang menyediakan nutrisi yang lengkap dan mudah diserap oleh tanaman. Kombinasi ini juga membantu petani hidroponik dan masyarakat agar dapat mengurangi pengunaan pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu, mengurangi biaya produksi berupa penggunaan pupuk AB Mix dan pupuk anorganik lainya serta menjaga keberlangsungan ekosistem melalui penggunaan kombinasi yang efektif. Penggunaan kombinasi AB Mix 75%, ekstrak vermikompos 15%, dan urin kelinci 10% Â merupakan langkah baik untuk penerapan pertanian berkelanjutan karena mengandung unsur hara esensial dan memiliki hormon yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman.
Catatan: Karya tulis ini adalah sebagian konten skripsi penulis mahasiswa dengan bahasa populer. Karya tulis ini telah diuji kemiripannya dengan "Turnitin Similarity Index" yaitu 10%. Data Daftar Pustaka dan Turnitin tersedia. Konten video penelitan ditayangkan disini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI