Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rupa-rupanya Tuan Jokowi Lupa

23 Januari 2021   13:36 Diperbarui: 24 Januari 2021   06:47 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (Foto Kabar24.bisnis.com)

Sampai sekarang, apa progresnya?. Rasanya belum ada peningkatan signifikan. Peningkatan seperti ketenangan di hati rakyat, kebebasan rakyat beraktivitas, belum dirasakan. Malah yang ada, hanya 'tekanan' yang dilakukan Satgas Covid-19. Melarang kebebasan beraktivitas, berusaha yang dilakukan rakyat di malam hari. Sedih sebetulnya situasi kita sekarang.

Rakyat mulai kesulitan mencari nafkah. Miris, disisi lain kebutuhan rakyat tidak dipenuhi full dan secara layak oleh pemerintah. Ketika rakyat bekerja mencari nafkah, menghidupkan 'dapurnya' di malam hari, mereka dibatasi. Penyakin macam apa ini?. Tuan harus tau, rakyat makin menjerit. Makin bosan mereka dengan 'sandiwara' Covid-19 ini. Tak boleh dibiarkan Covid-19 merampas kebebasan kita.

Seperti itu pula, Covid-19 tidak boleh menghalangi keyakinan kita secara pribadi kepada sang pencipta. Jangan sampai ada kesan, pemerintah mulai mempertuhankan Covid-19. Tajamkan mata hatinya Tuan, bencana alam ini teguran serius pemerintah. Bukan pada Covid-19 yang perlu kita takutkan. Melainkan pada Tuhan. Ajak rakyat rutin beribadah kepada Tuhannya masing-masing.

Hentikan larangan-larangan yang berlebihan. Tuan perlu turun ke daerah-daerah tuk menyaksikan bagaimana interaksi, kesulitan rakyat di daerah. Silahkan Tuan koreksi juga kebijakan soal 'membubarkan' rakyat yang berusaha di malam hari. Ini menjadi tertawaan. Lelucon yang akan merendahkan wibawa, kehormatan Tuan sendiri.

Penyakit sudah menjadi seperti lucu-lucuan. Tuan jangan hanya melihat situasi dilingkungannya sendiri yang terbatas dan serba elitis. Terjun kebawah, bukan hanya blusukan politik. Bukan hanya turun disaat momentum politik, tetapi turun tengok derita rakyat. Kesulitan yang dirasakan rakyat. Semua itu dirangkum untuk dicarikan solusinya, bukan sekedar menjadi bahan dan dokumen-dokumen pemberitaan di media massa.  

Tidak main-main lagi Tuan. Rakyat butuh keseriusannya membangun Indonesia. Mengayomi mereka yang tengah hidup dalam kesulitan dan keterbatasan. Wabah Covid-19 segeralah dihentikan. Biarlah, karena telah terlanjur dibeli ke China itu vaksin. Dipakai saja, dimanfaatkan untuk keperluan positif rakyat. Setelah itu, tak perlu lagi ada proyek-proyek sejenis. Kasihan rakyat.

Jangan lagi terjebak atau menjebakkan diri dalam kamuflase Tuan. Rakyat butuh ketegasanmu, dalam banyak hal. Terlebih tentang Covid-19 yang menjengkelkan ini. Belum lagi urusan hutang Negara yang bertambah. Berhentilah berhutang Tuan Presiden Jokowi. Ingat anak cucu kita kedepannya. 

Jangan berfikir jangka pendek, berfikir untuk diri sendiri, melainkan berfikirlah untuk banyak orang. Untuk waktu yang lebih lama kedepannya. Negara akan berdiri tegak, tanpa anda Presiden di tahun-tahun mendatang. Betul, serius Negara tidak runtuh. Hanya akan ketambahan bebannya, jika di kepemimpinan Tuan hutang Negara makin menumpuk.

Tuan jangan terlalu menggampangkan sesuatu. Rencanakan dan pastikan semua program pembangunan. Jangan sampai banyak kebocoran. Besar pasak daripada tiang. Hindari pola pembangunan yang seperti itu. Tentu rakyat miskin akan makin melarat kalau programnya hanya menjadi jualan dan proyek. Jargon kerja, kerja dan kerja dari Tuan belum dirasakan sepenuhnya rakyat. Bencana alam ini teguran nyata, bercerminlah Tuan Presiden Jokowi.

Anda pemimpin semua rakyat Indonesia. Bukan pemimpin parpol tertentu. Bukan pula pemimpin tim suksesmu. Itu artinya, bersikaplah menjadi negawaran. Berhenti bermain dengan citra merakyat hanya dengan berpatokan pada penampilan pribadi. Majulah, tunjukkan itu bahwa Tuan merakyat. Melalui keberpihakan pro rakyat. Diakhir jabatan Tuan nanti, pasti terungkap kegagalan dan keberhasilan membangun Indonesia.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga kita harapkan mengusut tuntas kasus bantuan Bansos yang melilit Kementerian Sosial. Jangan didiamkan, jangan ditutup-tutupi, tangkap semua para maling yang terlibat dalam pusaran korupsi. Segala anggaran penanganan Covid-19 segera diperiksa KPK. Tak boleh diskresi dijadikan alasan dan kedok untuk merampok uang rakyat. Situasi darurat kesehatan jangan sampai dimanfaatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun