Mohon tunggu...
BUNGA FITRIA SUKMA
BUNGA FITRIA SUKMA Mohon Tunggu... 📍Kota Depok

اَلْاِنْسَانُ مَحَلُّ الْخَطَاءِ وَالنِّسْيَانِ

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Transformasi Budaya Konsumtif Gen Z ke Arah Budaya Produktif: Peluang bagi UMKM

18 Juli 2025   22:37 Diperbarui: 18 Juli 2025   22:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan generasi pertama yang sejak kecil sudah akrab dengan internet, media sosial, dan teknologi digital. Mereka terbiasa melakukan semua hal secara instan: belanja online, pesan makanan lewat aplikasi, bahkan membangun personal brand sejak remaja lewat TikTok atau Instagram.

Karena itulah, Gen Z sering dianggap sebagai generasi yang sangat konsumtif. Mereka cepat banget menangkap tren---entah itu soal fashion, makanan, skincare, atau lifestyle lainnya. Tapi... apakah budaya konsumtif ini cuma menghasilkan pengeluaran tanpa manfaat jangka panjang?

Jawabannya: nggak selalu.

Dari Konsumtif ke Produktif: It's All About the Shift

Justru di sinilah peluang besarnya. Budaya konsumtif Gen Z bisa di-transform jadi budaya yang lebih produktif kalau diarahkan dengan benar. Banyak Gen Z yang sekarang mulai shift jadi creator - bukan cuma jadi konsumen pasif, tapi juga produsen aktif. Mulai dari buka thrift shop kecil-kecilan, jualan preloved, jadi dropshipper, sampai merintis brand sendiri dengan modal kreativitas dan wawasan tren.

Mereka tahu cara "main algoritma", tahu gaya visual seperti apa yang disukai pasar, dan bisa membuat konten promosi yang relatable di mata sesama Gen Z. Ini adalah keunggulan yang nggak dimiliki generasi sebelumnya, dan bisa jadi senjata ampuh untuk mendukung pertumbuhan UMKM.

UMKM: Jangan Cuma Jualan, Tawarkan Cerita

Di sisi lain, UMKM juga perlu lebih adaptif terhadap karakteristik Gen Z. Bukan cuma hadir di e-commerce dan media sosial, tapi juga menyuguhkan nilai-nilai yang dekat dengan Gen Z: keberlanjutan, kejujuran, dan keunikan.

Gen Z itu nggak cuma beli produk- mereka beli experience, beli meaning, bahkan beli cerita. Mereka tertarik sama brand yang punya misi sosial, ramah lingkungan, atau berbasis komunitas lokal. Jadi, UMKM bisa banget meningkatkan daya tarik dengan pendekatan storytelling: mulai dari konten behind-the-scenes, packaging ramah lingkungan, sampai kolaborasi dengan komunitas kreatif.

Influencer Bukan Cuma Buat Jualan

Influencer juga bisa jadi katalisator penting. Nggak cuma jadi alat promosi, tapi juga jadi role model yang menginspirasi Gen Z untuk mulai berkarya. Ketika ada public figure yang sharing proses membangun bisnis dari nol, cerita jatuh bangun jadi young entrepreneur, atau tips memaksimalkan platform digital - itu bisa mendorong Gen Z lain untuk berani memulai juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun