Mohon tunggu...
Bung Adi Siregar
Bung Adi Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - BAS

Founder BAS Pustaka Copywriter Independen Pecinta Film Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marsialapari, Nilai Pancasila yang Hilang

10 Desember 2019   09:30 Diperbarui: 10 Desember 2019   09:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang kusuka ketika marsialap ari menu makan siang atau makanan pendamping pasti lebih spesial. Minimal ikan akan tersaji saat makan siang. Jika marsialap ari saat panen, rendang ayam akan menjadi menu utama. Untuk menu makanan selingan biasanya kolak pisang.

Menu makan siang lebih istimewa saat marsialap ari karena melibatkan tetangga dalam menggarap sawah atau ladang. Menu spesial ini untuk memuliakan tamu yang hari itu ikut serta menggarap sawah kami.

Marsialap ari, tradisi lokal pada masyarakat agraris tanah Batak. Marsialap ari bentuk kerjasama dan gotong royong menyelesaikan pekerjaan di sawah atau ladang. Marsialap ari mengerjakan pekerjaan sawah secara bersama-sama dan bergantian. Hari ini satu keluarga ikut bekerja di sawah kami. Keesokannya, kami sekeluarga ikut serta mengerjakan sawah partner marsialap ari yang kemaren ikut membantu menggarap di sawah kami.

Selain menu makanan yang menarik, sawah hari itu jadi ramai. Tidak seperti hari biasanya, hanya anggota keluarga saja yang turun ke sawah. Senda tawa dan candaan turut membantu hilangkan lelah kerja seharian.

Tradisi marsialap ari akrab pada masyarakat agraris di wilayah tanah Batak. Tradisi ini sudah menjadi turun temurun dalam meningkatkan produksi pertanian. Juga untuk memudahkan menyelesaikan pekerjaan di sawah atau ladang. Seingatku tradisi ini mulai hilang ketika traktor turut menggarap sawah petani di tanah Batak. Traktor dipandang lebih efisien dan cepat untuk menggarap sawah. Sementara marsialap ari lebih boros dan tidak secepat traktor.

Kini, aku sudah tak pernah mendengar tradisi marsialap ari membudaya saat turun ke sawah. Masa - masa seperti itu  sungguh berkesan. Selain dapat meringankan pekerjaan, marsialap ari menjalin interaksi yang paling tulus sesama warga. Silaturrahim pun terjalin saat menyelesaikan pekerjaan berat di sawah.

Esensi lain dari marsialap ari, implementasi dari nilai-nilai Pancasila. Kala itu, begitu terbiasa kita membumikan nilai-nilai Pancasila. Karena memang Pancasila digali dari saripati dan nilai-nilai luhur budaya nusantara.

Ancaman terbesar Pancasila adalah kemajuan teknologi. Kearifan lokal yang sedarah dengan  Pancasila makin tersudutkan akibat kemajuan teknologi. Pancasila tidak bisa kita bela karena manusia Indonesia kian menuntut efisien dan cepat.

Seperti tradisi marsialap ari tak lagi dipandang efisien dalam menyelesaikan pekerjaan di sawah. Akhirnya masyarakat Batak secara perlahan meninggalkan tradisi marsialap ari, padahal terdapat salah satu nilai penting dari Pancasila pada  tradisi marsialap ari yakni  tolong menolong.

Sejatinya, radikalisme tidak bisa merusak Pancasila, justru teknologi momok besar dalam memisahkan masyarakat dari nilai-nilai Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun