Mohon tunggu...
Bunga SyntyaClau
Bunga SyntyaClau Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Bersukacitalah dalam Segala Hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Married by Accident sebagai Budaya Kekinian di Kalangan Pemuda

20 Oktober 2021   15:13 Diperbarui: 20 Oktober 2021   15:32 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Bunga Syntya Claudya 

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ) 

Saat pertama kali mendengar kata married by accident mungkin hal yang terlintas di dalam pikiran kita adalah rasa takut, was was, ironis dan mengerikan. Married by accident adalah pernikahan yang terpaksa dilakukan antara sepasang laki-laki dan perempuan karena perempuannya sudah hamil terlebih dahulu. Married by accident sampai saat ini memang masih menjadi bahasan yang tabu bagi masyarakat Indonesia. 

Namun kenyataannya kasus MBA (married by accident) ini semakin bertambah setiap tahunnya. Bahkan saat ini kasus married by accident diyakini sebagai hal biasa di kalangan pemuda khususnya di kota -- kota besar. Ironis memang, terlebih jika dikaitkan dengan masyarakat Indonesia yang sangat "Agamis" namun dengan kasus married by accident yang juga semakin tidak terkendali.

Married by accident tidak terjadi secara terencana melainkan melalui sebuah proses yang terjadi di dalam sebuah hubungan muda -- mudi. Pada saat memasuki usia remaja dimulai sejak SMP, SMA, hingga sampai kepada bangku perkuliahan biasanya kaum muda mudi mulai menjalani sebuah hubungan pacaran. 

Hubungan pacaran diawali dengan adanya proses jatuh cinta melalui beberapa fase, yaitu Fase Arousal dimana seseorang baru merasa bergairah terhadap orang lain yang ditemuinya, kemudian lanjut kepada tahap Attraction dimana telah muncul rasa suka atau ketertarikan pada orang lain, selanjutnya tahap  Attachment yaitu sudah benar - benar berada pada posisi ingin menjadi bagian dalam hidup orang lain, yang kemudian berakhir pada hubungan pacaran.


Pacaran sebenarnya dapat dijalankan secara positif dan melalui hubungan sehat yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya seseorang untuk dijadikan sebagai pasangan hidup. Pacaran merupakan suatu tahap pengenalan dalam suatu hubungan untuk mengetahui lebih dalam terkait sikap, motivasi, dan sudut pandang yang dimiliki oleh pasangan demi mempersiapkan sebuah pernikahan yang matang. 

Pada tahap pacaran ini seharusnya kedua pasangan berfokus pada pengenalan karakter dan pengembangan diri masing masing individu kearah yang lebih baik. Namun, jika belum mengerti bahwa tujuan pacaran adalah untuk mempersiapkan pernikahan, maka pasangan muda -- mudi akan terjerumus kedalam pacaran yang menyimpang dan hubungan yang toxic (Toxic Relationship) yang kala ini juga menjadi bahasan populer di kalangan pemuda.

Pacaran yang tidak sehat, menyimpang, membabi buta dan hanya menjurus kepada pemuasan hawa nafsu tentunya akan mengarah kepada terjadinya peristiwa MBA (married by accident). 

Peristiwa married by accident yang mengakar menjadi budaya pemuda perkotaan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor -- faktor yang mempengaruhi married by accident tidak lain bersumber dari agen -- agen sosialisasi yang turut berperan dalam perkembangan sikap dan perilaku remaja. Steve Fuller dan Jerry Jacobs menjelaskan bahwa agen sosialisasi terdiri dari empat unsur utama, yakni keluarga, kelompok teman, lembaga pendidikan formal dan media massa.

Namun, faktor utama terjadinya married by accident adalah kurangnya kontrol dan pengawasan dari orangtua. Dalam proses sosialisasi individu, Durkheim melihat bahwa keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kondisi sosial, psikologis, moral, dan emosi seorang anak. Orang tua memiliki peran sentral di dalam perkembangan perilaku anak. 

Kurangnya kontrol dan pengawasan dari orangtua dalam beberapa hal terkait pembatasan jam malam khususnya pada anak perempuan, kurang memperhatikan pergaulan anaknya (tidak melihat dengan siapa anaknya berteman), serta terlalu membebaskan pilihan anaknya untuk melakukan hal - hal yang disukai tanpa membuat batasan yang jelas dalam bergaul dengan lingkungan sosialnya.

Faktor penyebab married by accident selain dari kurangnya pengawasan dan kontrol orang tua adalah disebabkan dengan peran teman sebaya yang mempengaruhi pemuda dalam menjadikan peristiwa married by accident menjadi hal yang biasa. Seperti yang kita tahu bahwa lingkungan pertemanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku individu. 

Pertemanan juga menjadi salah satu tahap sosialisasi nilai setelah melewati tahap internal di dalam keluarga. Peranan teman sebaya terutama berkaitan dengan sikap, perkataan, minat, penampilan, dan perilaku seseorang dapat  berdampak negatif yang menyebabkan terjadinya married by accident. Pemuda biasanya melakukan perilaku konformitas pada perilaku teman sebayanya. 

Dalam melakukan konformitas tersebut, terkadang remaja tidak dapat menganalisis perilaku yang baik dan buruk dan cenderung menjadi terjerumus. Remaja dapat terlena oleh perkataan dan perilaku teman sebaya yang sudah lebih dulu melakukan married by accident dan mempromosikan itu kepada lingkungan pertemanannya, sehingga perilaku married by accident ditetapkan sebagai hal yang biasa dan umum pada kalangan pemuda perkotaan.

Selain itu, kurangnya penyuluhan ataupun sosialisasi terkait sex education (edukasi seksual) yang ditanamkan kepada kalangan anak muda di Indonesia. Sex Education dianggap jorok, tabu, dan menyimpang dari nilai masyarakat Indonesia. 

Padahal, sex education merupakan suatu usaha untuk mencerdaskan muda -- mudi terkait penyakit sex yang akan timbul ketika berganti pasangan serta memberikan pengetahuan tentang dampak negatif yang akan dirasakan anak muda khususnya perempuan setelah melakukan seks bebas dan married by accident. 

Edukasi seksual yang diberikan pada generasi muda berbentuk tayangan film seperti "dua garis biru" "dibalik jendela SMP" dan film "married by accident". Namun, sulit untuk mengeluarkan film yang bertemakan edukasi seksual, karena biasanya akan diprotes oleh masyarakat konvensional yang merasa film tersebut terlalu tabu.

Terakhir, penyebab eksternal yang menyumbang kasus married by accident adalah karena konten -- konten porno yang tersebar di internet dan media sosial. Situs porno dan konten -- konten percintaan yang disebarkan di internet akan merusak mental anak-anak muda sehingga berfikiran bahwa hubungan seks yang dilihat di internet merupakan hal yang wajar dilakukan di dalam hubungan pacaran.

Peristiwa married by accident yang terjadi di kalangan pemuda akhir -- akhir ini menimbulkan dampak negatif bagi pelaku maupun bagi orang lain disekitarnya. Married by accident adalah kasus hamil di luar nikah yang dimana kedua orang tua terpaksa menikahkan anaknya dikarenakan untuk menutupi aib keluarga. Namun, setelah dinikahkan biasanya terjadi berbagai masalah yang timbul akibat married by accident tersebut. Married by accident merupakan pernikahan yang tidak direncanakan. Dengan demikian pernikahan yang dilakukan tanpa perencanaan yang matang dan secara tergesa akan menghasilkan berbagai ketidaksiapan.

Dampak yang dirasakan oleh pelaku married by accident biasanya merugikan pihak perempuan, meskipun pihak lelaki juga mendapat kerugian. Dampak yang dirasakan berdasarkan aspek sosial yaitu pelaku MBA akan mendapatkan cemooh serta dikucilkan di dalam lingkungan sekitar dan kemungkinan akan menarik diri dari lingkungan. Kemudian dari aspek psikologis, pelaku kemungkinan merasa malu dan merasa rendah diri. 

Dalam hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan mental dalam berumah tangga pada masa remaja sehingga dapat menyebabkan KDRT atau perceraian dini yang disebabkan oleh ketidakmampuan pelaku menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga. 

Dari aspek ekonomi, pelaku MBA biasanya masih sangat muda dan masih terlibat dalam jenjang pendidikan SMA, sehingga menimbulkan ketidaksiapan dalam mencari pekerjaan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sementara dampak negatif perilaku married by accident juga dirasakan oleh orang lain disekitarnya. Generasi muda dapat mencontoh perilaku married by accident yang dilakukan oleh temannya. Sehingga married by accident ini dapat meluas di kalangan anak muda. Semakin banyaknya kasus MBA dapat mengakibatkan rusaknya mental anak -- anak muda Indonesia yang berujung kepada sikap mewajarkan perilaku married by accident.

Namun meskipun menimbulkan banyak dampak negatif, peristiwa married by accident masih terus terjadi sampai saat ini. 

Solusi pencegahan agar kasus married by accident tidak terus terjadi, menurut saya adalah dengan memperbanyak film -- film bertemakan edukasi seksual seperti "dua garis biru" dan yang lainnya menjadi tontonan yang wajib ditonton bagi anak SMA di sekolah dan mendapat bimbingan guru. Sehingga anak muda mengetahui betul resiko yang ditimbulkan akibat married by accident. 

Selain itu, untuk solusi yang diberikan kepada pelaku MBA adalah dengan memberi semangat dan pengarahan tentang segala hal yang berhubungan dengan merawat bayi dan menjalankan rumah tangga. Pemberian semangat dan arahan ini diperlukan agar pelaku MBA tidak patah semangat yang dapat berujung dengan bunuh diri, serta dapat memperbaiki kehidupan rumah tangga kedepannya.

Referensi 

Skripsi

Davista, Yosi. 2020. FENOMENA MARRIED BY ACCIDENT (Studi Tentang Sikap

Masyarakat Desa Renah Semanek Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah). (Bengkulu : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu)

Jurnal

Fadli, M. 2016. PERAN AGEN SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU

REMAJA DI DESA PUTIK KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN ANAMBAS.

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Artikel 

Mahmudin. 2012. Married By Accident, Problematika atau Budaya?. Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun