Mohon tunggu...
Liana Citra
Liana Citra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Lahir di Indramayu, Jawa Barat. Apa adanya,suka menuangkan rasa lewat kata meski tak bisa menulis seindah pujangga dan sebaik para penyebar berita. FB : www.facebook.com/liana.citra.756 and follow my Instagram @_l_citra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung : Gadis di Ujung Senja (Bagian 1)

11 November 2013   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:19 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13843140551703391007

[caption id="attachment_291923" align="aligncenter" width="400" caption="Image may be subject to copyright"][/caption] Cantik, terlahir di tengah keluarga yang cukup berada, tubuh yang terbalaut dengan outfit ala selebritis adalah sebuah hal yang wajar baginya yang hidup dalam ke-glamouran. Tak pelak, title "Ratu Sekolah" pun disandang olehnya kala itu. Dia, gadis belia dengan postur tubuh biasa namun memiliki daya tarik lebih, yaitu "anak orang kaya" membuat sosoknya begitu fenomenal di kalangan penghuni sekolah. Menjadi buah bibir disetiap obrolan para Siswi dan target incaran bagi sebagian besar Siswa, tidak hanya itu, staff pengajarpun tak kalah heboh dibuatnya. Meski prestasi Dia di sekolah biasa saja, bahkan cenderung buruk, tapi hal tersebut tidak mengurangi kepamorannya. Wahyu adalah sahabat Dia sejak kecil yang juga menaruh rasa lebih dari sekedar sahabat padanya. Persahabatan yang mereka jalin sejak masa kanak-kanak, menjadikan Wahyu tahu persis tabiat dan kebiasaan Dia. "Berhentilah Di, apa kamu gak kasihan dengan orang tuamu? Mereka selalu diliputi kekhawatiran oleh segala kebiasaanmu itu. Keluar malam lah, mabuk-mabukan lah, belum lagi..."  Belum juga Wahyu selesai dengan kalimatnya, gebrakan tangan Dia yang mendarat di meja memotong kalimatnya. "Udah deh, lo gak usah ngatur-ngatur gue. Emang lo siapa, Bapak gue bukan, pacar gue? Apalagi, najis gue..!" Kalimat pedas Dia semakin membuat nyali Wahyu kecut. "Inget ya Yu, lo itu cuma temen gue. Jadi gak usah ikut campur kehidupan gue, ngerti lo!" Begitu kalimat terakhir Dia, sebelum akhirnya ia meninggalkan Wahyu yang masih diliputi kebisuan. Setelah kejadian itu, sosok Dia seakan lenyap dari muka bumi. Dia tidak pernah lagi tertangkap oleh pandangan Wahyu, bahkan hampir seminggu ini Dia absen dari sekolah. "Yu lo gak apa-apa?" Pertanyaan Radhit, teman sebangku Wahyu membuyarkan lamunannya. "Gue gak apa-apa Dit, eh ya gimana futsal kemarin, menang kaga?" Sahut Wahyu. "Menang dong, keren banget permainan kita. Lo sih, ngapa kaga ikut tanding?" "Iye, sorry banget ye.." Tiba-tiba salah seorang siswa, teman sekelas mereka berlari tergopoh menghampiri Wahyu dan Radhit yang tengah asik ngobrol. "Yu, lo udah baca ini belum?" Ucapnya dengan nafasnya tersengal, lalu tangannya menyodorkan koran harian tepat di hadapan mereka. "Ada apaan emang?" Tanya Wahyu, kemudian tangannya menyabet koran tersebut. Mata wahyu terlihat khusuk menelanjangi kata demi kata. Selang beberapa saat, wajahnya terlihat pucat pasi, bibirnya yang terkatup terlihat bergetar, buliran air mata pun mengalir, membentuk anak-anak sungai yang membelah pipinya. "Yu, lo kenapa?" Membuat Radhit yang duduk disampingnya terkejut dan penasaran dengan berita yang Wahyu baca. "Siswi SMA, Digrebek Saat Pesta Sabu-Sabu di Kamar Kostnya!" Mata Radhit semakin terbelalak setelah mendapati salah satu nama inisial dan foto tersangka yang ada dalam berita tersebut. Ternyata Dia, teman sekelas dan "Ratu" di sekolah mereka. Rupanya, selama hampir seminggu menghilangnya Dia, ia pergi bersama pacarnya yang juga salah satu tersangka dalam kasus tersebut. _Bersambung.....


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun