Pada intinya, WTO hanyalah alat bagi para pemodal untuk menanamkan investasinya dan memaksa seluruh negara anggotanya untuk menerima dan menjalankan aturan tidak adil yang dibuatnya (negara berkembang/miskin dipaksa manut karena tidak punya modal untuk bersaing)
Berbagai kesepakatan yang dicapai dijadikan legitimasi untuk mengeruk SDA dan menggunakan rakyat sebagai tenaga kerja murah sekaligus pasar bagi produk-produknya.
Peraturan-peraturan tersebut mengikat seluruh negara anggotanya dengan skema perdagangan yang tidak adil (melalui 3 mantra yang disebutkan di atas).
*Dampak WTO bagi rakyat miskin.
Berbagai peraturan yang diciptakan oleh WTO pada hakekatnya hanya diperuntukan bagi keuntungan para pemodal kaya (Imperalis) yang sangat merugikan rakyat miskin. Rakyat kecil samakin tergilas oleh roda kemiskinan yang akhirnya terpaksa menjadi budak di negaranya sendiri. Maraknya kasus Human trafficking, rakyat miskin dikirim ke luar negeri dan terpaksa dijadikan buruh murah dengan berbagai kerentanan di lokasi kerja, minimnya hukum yang melindungi menyebabkan penumpukan masalah buruh migran yang tidak pernah terselesaikan.
Krisis pangan yang menimpa kaum tani karena pencabutan subsidi dari pemerintah yang WTO planning-kan juga semakin memperburuk kondisi rakyat Indonesia yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Ditambah lagi harga kebutuhan pokok yang semakin tak terkontrol lonjakannya menciptakan seabrek permasalahan sosial dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, jangan merasa bangga bila Indonesia dijadikan tempat pertemuan-pertemuan penting dunia akhir-akhir ini. Karena pada hakekatnya Indonesia tengah dipromosikan kepada investor dunia oleh WTO. Dan apabila planning WTO itu benar terjadi, sudah menjadi sebuah kepastian bahwa hidup rakyat semakin dipersulit, ditindas dan dijadikan object penjajahan gaya baru.
PEOPLE'S SAY, JUNK WTO!!!
Ada tambahan? komentar are welcomed untuk memperkaya artikel ini.