Mohon tunggu...
Buku KasOnline
Buku KasOnline Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengelola Keuangan untuk Calon Ibu

16 Mei 2018   15:58 Diperbarui: 16 Mei 2018   17:33 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengelola Keuangan untuk Calon Ibu (pixabay)

"Aku jelasin pertama, ya," kata Maria.

"Sebelum menjadi orangtua, kamu harus membagi keuangan kamu menjadi dua kelompok; untuk kebutuhan sehari-hari dan dana darurat. Kebutuhan sehari-hari itu artinya uangmu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama kamu cuti hamil. Cuti artinya tidak bekerja, kan. Tidak bekerja artinya tidak dapat gaji. Nah, kamu sudah harus siapin dana itu. Kemudian beranjak ke kebutuhan yang lain yang juga harus disiapkan; pakaian bayi, susu, makanan, dan biayanya akan semakin meningkat seiring pertambahan umurnya."

"Kamu juga harus mempertimbangkan biaya penitipan anak, seumpama kamu balik kerja," tambah Lala.

"Berikutnya adalah dana darurat," Mari lanjut menjelaskan. "Dana kesehatan tentunya masuk dalam dana darurat. Banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu setelah melahirkan. Kita tentu berharap semua akan baik-baik saja dan sehat. Tapi, untuk menjaga hal yang tak diinginkan, kamu wajib punya dana kesehatan darurat."

"Itu juga termasuk dana kesehatan anak kamu dan suamimu, ya," tambah Lala.

"Dana darurat kesehatan ini bisa kita lihat pada cerita persalinan Cintya Lamushu, lho. Kedua bayi kembarnya terlahir prematur dan harus dirawat di NICU. Doa dan perhatian penting. Dan yang terpenting adalah adanya dana kesehatan yang turut menjamin keselamatan dan kesehatan si buah hati."

"Ooo, ya, ya, ya...," kata Jodie mengangguk. "Terus apa lagi?"

"Dana pendidikan," jawab Maria cepat dan tepat. "Akan lebih bagus kalau anak kamu pintar lalu dapat beasiswa terus, sih. Hihi. Tapi, sebagai orangtua kita enggak boleh pelit nyiapin dana pendidikan untuk anak sedari mereka kecil sampai ke jenjang setinggi-tingginya."

"Ya," sahut Lala. "Pendidikan tinggi adalah investasi yang sangat bagus. Apalagi akses untuk sekolah hingga ke luar negeri sudah sangat mudah sekarang. Jadi, dorong anakmu untuk bersekolah setinggi-tingginya. Atau, berkarya sebaik-baiknya -- kalau memang anakmu tidak suka model sekolah dalam gedung dan lebih memilih untuk berkesenian, misalnya."

"Dan yang terakhir, nih; kamu kudu punya buku pencatatan keuangan. Semua sumber pemasukan dan semua jenis pengeluaran harus kamu catat dengan rapi. Kamu harus tahu ke mana uangmu lebih banyak dihabiskan. Dan dari mana saja sumber pemasukan bisa didapatkan."

"Tapi aku males nenteng-nenteng buku berat ke mana-mana," kata Jodie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun