Mohon tunggu...
Budi Supriyatno
Budi Supriyatno Mohon Tunggu... Dosen Guru Besar Universitas Krisnadwipayana. Jakarta

Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Hoby: menulis buku dan artikel jornal international.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

whoos...kereta cepat proyek ambisius jokowi menjadi beban utang negara

16 Oktober 2025   16:54 Diperbarui: 16 Oktober 2025   17:42 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

WHOOSH.... KERETA CEPAT PROYEK AMBISIUS JOKOWI MENJADI BEBAN UTANG NEGARA

Budi Supriyatno

Whoosh Kereta Cepat Jakarta--Bandung (KCJB) yang merupakan Proyek "ambisius"  Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini jadi masalah "besar"  karena memiliki beban utang mencapai sekitar Rp 116 triliun.

KCJB adalah salah satu proyek "mercusuar"  yang dibangga-banggakan Jokowi, ternyata "gagal total" dalam meraup keuntungan, bahkan  menjadi beban utang Negara. Saya katakan gagal total whoosh KCJB ini, karena penghasilan dengan pengeluaran sampai detik ini tidak seimbang. 

Beban pembayaran utang pokok plus bunga, membuat kinerja keuangan rugi triliunan. Meski layanan Whoosh sudah mencatat jutaan penumpang, pendapatan dari tiket ternyata belum cukup untuk menutup biaya besar yang harus ditanggung. 

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 yang dirilis di situs resmi KAI, Whoosh tercatat menderita kerugian sebesar Rp 4,195 triliun sepanjang 2024. Tren tersebut berlanjut hingga tahun ini. Hanya dalam enam bulan pertama 2025, kerugian kembali bertambah Rp 1,625 triliun.

PT Wijaya Karya Bangkrut Membiayai Whoosh

Proyek Whoosh KCJB ini "membangkrutkan"  PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengungkapkan, WIKA telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk proyek Whoosh KCJB sebesar Rp 6,1 triliun.

"Memang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang memang dari penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun sehingga hampir Rp12 triliun," penjelasan  saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, (10/7/2024).

WIKA perusahaan plat merah sebelum menjadi Perusahaan yang membanggakan selalu menciptakan keuntungan besar setiap tahunnya. Kini WIKA menjadi perusahaan yang merugi setelah Jokowi memegang jabatan Presiden dua kali periode. Jokowi telah mencetak sejarah  baru "membangkrutkan"  BUMN yang bernama PT. Wijaya Karya, ini catatan buruk Presiden Indonesia.

Biaya Proyek Membengkak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun