Mohon tunggu...
Budi Supriyatno
Budi Supriyatno Mohon Tunggu... Dosen Guru Besar Universitas Krisnadwipayana. Jakarta

Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Hoby: menulis buku dan artikel jornal international.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukuman Mati "Koruptor"

27 Maret 2025   14:39 Diperbarui: 27 Maret 2025   14:39 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 HUKUMAN MATI "KORUPTOR"

 Budi Supriyatno

"Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan korupsi."

  Zhu Rong Ji Perdana Menteri China

Sepotong roti 400 ribu rupiah

Melihat judul yang saya sampaikan sepintas mungkin terdengar "Aneh dan nyeleneh." Aneh pertama: tulisan ini muncul dengan latar belakang rasa prihatin saya terhadap maraknya korupsi di Indonesia. Korupsi mulai pejabat tinggi Negara/Pemerintah seperti Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Lurah/Kepala Desa. Hakim, Jaksa, Polisi,  Pejabat Eselon 1,2, 3 dan 4. Anggota DPR/DPRD, Pengusaha, Pengacara banyak ketangkap KPK. Ini membuktikan bahwa korupsi merajalela di Indonesia. Instansi mana yang bebas korupsi.? Hampir semua lembaga negara bahkan swasta ada korupsinya. Anehnya hukuman koruptor yang menjarah uang rakyat sangat ringan sekali di negara yang namanya Indonesia ini. Koruptor setelah pulang dari penjara menikmati hasil korupsinya dengan "leha-leha dan cengengesan." (santai dan tertawa-tawa). Tetapi kalau di hukum "mati" dianggap melanggar HAM. Ini seperti Judul Film Warkop Dono, Kasino, Indro "Maju Kena Mundur Kena." Diterapkan hukuman mati melanggar HAM, tidak diterapkan korupsi merajalela. Tetapi hebatnya Zhu Rong Ji berani menghukum mati "tanpa bosa-basi" wouiiih kaya iklan di tv tanpa bosa-basi. Keberanian Zhu Rong Ji yang luar biasa akan dibahas akhir tulisan ini.

 Aneh kedua, baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan, berita dugaan korupsi besar dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023 mencuat ke publik. Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap bahwa kerugian negara akibat praktik ini mencapai Rp 193,7 triliun. Uang sebesar itu kalau untuk memperbaiki sekolahan yang rusak, atau prasarana jalan rusak akibat kebajiran, berapa ribu gedung sekolah yang berdiri tegak? dan berapa ribu kilometer jalan menjadi mulus? Tetapi ini "digaglak" (makan) sendiri. Kurang ajar benar manusia "Gragas" (serakah) ini. Betapa kejamnya manusia berperilaku iblis ini.  Kasus ini terjadi pada pemerintahan Joko Widodo, tetapi baru terungkap sekarang. Sudah Sembilan orang tersangka tetapi "direktur utama pertamina"  aman-aman saja, inilah Indonesia.

Aneh ketiga, yang lebih menganggetkan lagi masyarakat Indonesia disuguhkan  viralnya "Kaesang makan sepotong roti seharga  Rp.400 ribu" dan sewa pesawat jet pribadi untuk "Plesir" (jalan-jalan) ke Amerika." Tega-teganya manusia ini, rakyat jerit kemiskinan malah pamer klayaban (bepergian) ke Amerika. Meskipun duit tinggal "ngeruk" ya jangan begitu, ngono yo ngono ning ojo ngono (jangan keterlaluanlah), pikirkan perasaan rakyat yang sedih karena karena kemiskinan.  Yang lebih hebat lagi Kaesang memiliki   harta kekayaan puluhan milyar. "Anak kemarin sore" punya kekayaan sebesar itu? dari mana uang itu?. Masa iya dodol (jual) pisang goreng dan martabat sekaya itu.? Anak Presiden....! Menggunakan aji mumpung. Mumpung berkuasa.

Nyeleneh Kementerian Menpan

Sedangkan yang saya anggap nyeleneh Kementerian Menpan dan Birokrasi "membatalkan" atau "menunda" pengangkatan calon ASN dan P3K yang sudah lulus test. Padahal mereka anak-anak pinter, mereka adalah putra-putri bangsa Indonesia yang terbaik yang lolos seleksi melalui tahapan yang luar biasa sulitnya.  Tidak seperti Gibran Fufufafa jadi Wapres harus merubah peraturan. Mereka ingin mengabdi ke negara Indonesia, tetapi dihambat alasan yang tidak jelas. Apakah karena anggarannya tidak ada? Karena dampak dari pemangkasan anggaran?.  Ini Kasus yang benar-benar "nyeleneh banget." Karena semua anggaran pengangkatan dan gaji pegawai baru sudah disepakati oleh DPR dan Pemerintah 2024, lah kok dibatalkan? Iki piye karepmu, Broo? (ini bagaimana). 

Penundaan atau pembatalan pengangkatan ini sebuah "kontrakdisi" yang sangat menyesatkan. Di satu pihak ada yang  korupsi menghambur-hamburkan uang,  ada yang jalan-jalan sewa jet pribadi. Dilain pihak putra-putri bangsa terbaik dihambat pengangkatanya. Jelas "mengkianati reformasi" bangsa Indonesia, bahkan nabrak konstitusi. Kalau kemarin ada hastag #"Indonesia gelap" Masa depan bangsa Indonesia gelap. Ini bener terbukti, tidak terbantahkan lagi. 

Tambah lagi, baru-baru ini ada Tren "Kabur Aja Dulu" ramai digunakan di media sosial dan menjadi pemberitaan beberapa hari terakhir. Apa pejabat tidak takut anak-anak bangsa yang pinter kabur mengabdi ke negeri orang? Kalau ada pejabat yang mengatakan "biarin saja kabur?" itu pejabat "Goblok," maaf bahasanya kasar. Pejabat seperti ini hanya mementingkan dirinya dan keluarganya sendiri. Tidak memikirkan nasip masa depan bangsa Indonesia. Kalau anak-anak muda yang pinter kabur keluar negeri kita rugi, brooo. Masa depan bangsa katanya tahun 2045 generasi emas semuanya sudah sejahtera. Mimpi kali ye? Generasi muda yang cemerlang saja nggak diurus?

Salah Urus Pemerintahan

Korupsi merusak sendi-sendi kehidupan ekonomi bangsa, membuat rakyat banyak yang  miskin. Negara Indonesia yang kaya raya dengan sumber daya alamnya, orang menyebutnya "gemah ripah loh jinawi, subur tanpa tinandur"  (negara yang kaya raya sumber daya alamnya tanpa harus menanam), tetapi banyak rakyat yang miskin. Data menunjukkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 adalah sebesar 25,22 juta orang. Fenomena ini  berbeda dengan Singapora, Korea Selatan dan Jepang yang tidak memiliki kekayaan alam seperti Indonesia, tetapi rakyatnya makmur. Kemiskinan kita alami ini adalah  dampak dari "korupsi" yang masif di Indonesia. Hal ini dikarenakan "salah urus" dalam "manajemen pemerintahan", sehingga korupsi merajalela di Indonesia. Pejabat hanya mengurusi "perutnya" sendiri, mementingkan dirinya dan keluarganya sendiri.

Hukuman Mati

Memberantas korupsi Indonesia butuh "keberanian" pemimpin. Terus terang saja pemimpin harus berani seperti PM Tionngkok/China: Zhu Rong Ji. Dia berani menerapkan hukuman mati tanpa tawar menawar terhadap koruptor. Hukuman mati plus semua harta disita Negara. Sejak pertama dilantik sebagai PM 1998. Zhu Rong ji memberikan pernyataan yang sangat menggemparkan dunia, "Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan korupsi." Zhu Rong Ji tidak asal bicara, tidak omon-omon, tidak main-main  dengan perkataannya.

Di awal tugasnya mengirim peti mati kepada temannya sendiri,  Hu Chang-ging, Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Ia ditembak mati setelah terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Hanya 5 milyar dihukum mati? luar biasa. di Indonesia ratusan bahkan triliun aman-aman saja, paling dihukum ringan. Pulang dari penjara menikmati hasil korupsi dengan tenang.

Kedua, Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis China, salah satu tokoh yang ikut mengangkat Zhu Rong ji menjadi perdana menteri juga dihukum mati juga! karena terlibat suap US$ 5 juta. Tanpa ampun, tanpa ada tawar-menawar walaupun koleganya sendiri. Tidak ada istilah melindungi karena balas jasa cawe-cawe memenangkan pemilihan. Korupsi ditangkap diadili tembak mati.!  Perlu diketaui permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Hakimnya "ngeri" kalau mau memberikan keringanan hukuman takut didoor.!  Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dipenjara juga. Wis kapokmu kapan? (kapan jeranya kalau tidak ditegakkan dengan hukuman keras). Sekali lagi tidak ada ampun bagi penjarah uang rakyat.

Ketiga, Xiao Hongbo dikirim peti mati, lelaki 37 tahun yang menjabat Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar. Hanya 3,9 milyar didor juga.

Lebih dari empat ribu orang di Tiongkok yang telah dihukum mati termasuk hakim, jaksa, polisi, tentara, ketua partai dan pejabat dll sejak Zhu Rong Ji menjabat Perdana Menteri  karena terbukti melakukan kejahatan korupsi. Hakim yang memutuskan pidana ringan langsung "diborgol" diproses dengan hukuman mati. Haiyah mau apa lo? Mau main mata dengan koruptor penjarah uang rakyat taruhannya nyawa "dipercepat" ke akhirat.  Zhu Rong ji seperti malaekat pencabut nyawa ditakuti para koruptor, tetapi disayangi, dihormati dan dihargai, dielu-elukan rakyatnya.

Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), yang  geleng-geleng kepala karena heran, mengatakan jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tetapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rong Ji, kutukan itu dianggap angin lalu "ora urusan dengan AI". Zhu Rong Ji mengatakan  "Inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran." Ini baru pimpinan yang tegas,  berani dan konsisten demi keselamatan bangsa dan negaranya, tidak omon-omon, tetapi dibuktikan dengan tindakan nyata.

Dengan keberanian Zhu Rong Ji menghukum mati koruptor, korupsi di negara itu turun dratis, bahkan relative bersih. Sekarang China menjadi Negara industri maju dan makmur. Secara ekonomi mampu bersaing dengan Amerika. Ini bukti nyata China maju pesat dalam segala bidang.  Ini baru pimpinan sukses yang membela rakyat dan dicintai rakyatnya, sampai akhir hayatnyapun dikenang orang, bahkan seluruh "jagat raya" mengenangnya sebagai pahlawan, penyelamat bangsa dan Negara, dan ditulis dalam sejarah dunia Zho Rong Ji adalah pahlawan bangsa, memberantas korupsi menegakkan keadilan dengan hukuman mati.

Pertanyaanya kemudian, beranikah Presiden Prabowo setegas Zhu Rong Ji?. Ini bukan provokasi kepada Pak Prabowo, tetapi ini uji nyali Pak Prabowo.hehehehhe.  Kalau Pak Prabowo berani seperti Zhu Rong Ji. Saya yakin Indonesia akan selamat dari korupsi dan rakyat akan sejahtera. APBN tidak harus cari tambahan utang ke luar negeri atau negara donor, cukup dengan anggaran sendiri mampu membiayai semua program pembagunan.  Sekali lagi kalau Pak Prabowo berani melakukan hukuman mati, sayalah orang yang pertama, yang berani teriak keras sekali sambil mengepalkan tangan ke atas "Hidup Pak Prabowoooooo, hidup Presidenkuuuu, Pak Prabowo Pancen Oyeeeeeeeeeeee." Wuoiiiiii.....hebat Indonesia Jaya. Malah jadi gemes kaya anak kecil wkwkwkwkwk.....

Budi Supriyatno Guru Besar Univesitas Krisnadwipayana Jakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun