Mohon tunggu...
Budi Supriyatno
Budi Supriyatno Mohon Tunggu... Dosen Guru Besar Universitas Krisnadwipayana. Jakarta

Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Hoby: menulis buku dan artikel jornal international.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukuman Mati "Koruptor"

27 Maret 2025   14:39 Diperbarui: 27 Maret 2025   14:39 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tambah lagi, baru-baru ini ada Tren "Kabur Aja Dulu" ramai digunakan di media sosial dan menjadi pemberitaan beberapa hari terakhir. Apa pejabat tidak takut anak-anak bangsa yang pinter kabur mengabdi ke negeri orang? Kalau ada pejabat yang mengatakan "biarin saja kabur?" itu pejabat "Goblok," maaf bahasanya kasar. Pejabat seperti ini hanya mementingkan dirinya dan keluarganya sendiri. Tidak memikirkan nasip masa depan bangsa Indonesia. Kalau anak-anak muda yang pinter kabur keluar negeri kita rugi, brooo. Masa depan bangsa katanya tahun 2045 generasi emas semuanya sudah sejahtera. Mimpi kali ye? Generasi muda yang cemerlang saja nggak diurus?

Salah Urus Pemerintahan

Korupsi merusak sendi-sendi kehidupan ekonomi bangsa, membuat rakyat banyak yang  miskin. Negara Indonesia yang kaya raya dengan sumber daya alamnya, orang menyebutnya "gemah ripah loh jinawi, subur tanpa tinandur"  (negara yang kaya raya sumber daya alamnya tanpa harus menanam), tetapi banyak rakyat yang miskin. Data menunjukkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 adalah sebesar 25,22 juta orang. Fenomena ini  berbeda dengan Singapora, Korea Selatan dan Jepang yang tidak memiliki kekayaan alam seperti Indonesia, tetapi rakyatnya makmur. Kemiskinan kita alami ini adalah  dampak dari "korupsi" yang masif di Indonesia. Hal ini dikarenakan "salah urus" dalam "manajemen pemerintahan", sehingga korupsi merajalela di Indonesia. Pejabat hanya mengurusi "perutnya" sendiri, mementingkan dirinya dan keluarganya sendiri.

Hukuman Mati

Memberantas korupsi Indonesia butuh "keberanian" pemimpin. Terus terang saja pemimpin harus berani seperti PM Tionngkok/China: Zhu Rong Ji. Dia berani menerapkan hukuman mati tanpa tawar menawar terhadap koruptor. Hukuman mati plus semua harta disita Negara. Sejak pertama dilantik sebagai PM 1998. Zhu Rong ji memberikan pernyataan yang sangat menggemparkan dunia, "Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan korupsi." Zhu Rong Ji tidak asal bicara, tidak omon-omon, tidak main-main  dengan perkataannya.

Di awal tugasnya mengirim peti mati kepada temannya sendiri,  Hu Chang-ging, Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Ia ditembak mati setelah terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Hanya 5 milyar dihukum mati? luar biasa. di Indonesia ratusan bahkan triliun aman-aman saja, paling dihukum ringan. Pulang dari penjara menikmati hasil korupsi dengan tenang.

Kedua, Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis China, salah satu tokoh yang ikut mengangkat Zhu Rong ji menjadi perdana menteri juga dihukum mati juga! karena terlibat suap US$ 5 juta. Tanpa ampun, tanpa ada tawar-menawar walaupun koleganya sendiri. Tidak ada istilah melindungi karena balas jasa cawe-cawe memenangkan pemilihan. Korupsi ditangkap diadili tembak mati.!  Perlu diketaui permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Hakimnya "ngeri" kalau mau memberikan keringanan hukuman takut didoor.!  Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dipenjara juga. Wis kapokmu kapan? (kapan jeranya kalau tidak ditegakkan dengan hukuman keras). Sekali lagi tidak ada ampun bagi penjarah uang rakyat.

Ketiga, Xiao Hongbo dikirim peti mati, lelaki 37 tahun yang menjabat Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar. Hanya 3,9 milyar didor juga.

Lebih dari empat ribu orang di Tiongkok yang telah dihukum mati termasuk hakim, jaksa, polisi, tentara, ketua partai dan pejabat dll sejak Zhu Rong Ji menjabat Perdana Menteri  karena terbukti melakukan kejahatan korupsi. Hakim yang memutuskan pidana ringan langsung "diborgol" diproses dengan hukuman mati. Haiyah mau apa lo? Mau main mata dengan koruptor penjarah uang rakyat taruhannya nyawa "dipercepat" ke akhirat.  Zhu Rong ji seperti malaekat pencabut nyawa ditakuti para koruptor, tetapi disayangi, dihormati dan dihargai, dielu-elukan rakyatnya.

Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), yang  geleng-geleng kepala karena heran, mengatakan jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tetapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rong Ji, kutukan itu dianggap angin lalu "ora urusan dengan AI". Zhu Rong Ji mengatakan  "Inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran." Ini baru pimpinan yang tegas,  berani dan konsisten demi keselamatan bangsa dan negaranya, tidak omon-omon, tetapi dibuktikan dengan tindakan nyata.

Dengan keberanian Zhu Rong Ji menghukum mati koruptor, korupsi di negara itu turun dratis, bahkan relative bersih. Sekarang China menjadi Negara industri maju dan makmur. Secara ekonomi mampu bersaing dengan Amerika. Ini bukti nyata China maju pesat dalam segala bidang.  Ini baru pimpinan sukses yang membela rakyat dan dicintai rakyatnya, sampai akhir hayatnyapun dikenang orang, bahkan seluruh "jagat raya" mengenangnya sebagai pahlawan, penyelamat bangsa dan Negara, dan ditulis dalam sejarah dunia Zho Rong Ji adalah pahlawan bangsa, memberantas korupsi menegakkan keadilan dengan hukuman mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun