Mohon tunggu...
Budi Supriadi
Budi Supriadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni Budaya di SMP Negeri 2 Sariwangi Tasikmalaya

Menyukai Seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Zat Pewarna Alami untuk Pewarnaan Batik

29 April 2024   19:45 Diperbarui: 29 April 2024   19:48 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Batik Warna alam

Batik yang pewarnaannya menggunakan pewarna alami yang berasal dari hewan atau tumbuhan baik itu akar,kulit,kayu,daun,bunga ataupun buahnya juga disebut batik warna alam.

Sebelum ditemukannya pewarna sintetis sebagai pewarna batik  seperti sekarang ini,pewarnaan batik menggunakan pewarna alam sebagai pewarna utama dan satu-satunya pewarna batik.

Waktu itu semua batik adalah batik warna alam. Namun sejak ditemukannya pewarna sintetis yang lebih mudah dan murah didapat serta lebih kuat mengikat warna pada kain lambat laun pewarna alami mulai ditinggalkan pembuat batik dan membuat batik warna alam tidak berkembang bahkan ditinggalkan.

        Sejak tahun 1996 negara-negara barat seperti Jerman dan Belanda mulai melarang penggunaan zat pewarna yang berbahan dari kimia.

Dengan banyaknya pelarangan dan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan maka mulailah digalakkan kembali pewarna alami dari batik karena banyak sekali kelebihan dari batik dengan pewarna alami salah satunya adalah tidak mencemari lingkungan.

Berbeda dengan warna sintetis,pewarna alami tidak mencemari lingkungan karena bahan-bahan terbuat dari bahan alami sehingga limbah bisa terurai oleh tanah.

Kelebihan Batik Warna Alam

Banyak sekali kelebihan dari pewarnaan alami pada kain batik di banding dengan pewarna sintetis antara lain :

Warna yang dihasilkan batik warna alam lebih rendah intensitasnya sehingga akan menghasilkan batik yang lebih natural,kalem,sejuk kalau dilihat serta unik dan indah.

Bahan baku mudah didapat tidak perlu impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun