Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peran Gender dalam Politik: Mengkaji Perwakilan Perempuan dalam Pembuat Kebijakan dan Kepemimpinan Politik

26 Februari 2024   11:46 Diperbarui: 26 Februari 2024   11:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran Perempuan dalam Politik (Sumber: Pixabay.com/WikiImages)

 

Gender telah lama menjadi faktor penentu dalam membentuk lanskap politik di seluruh dunia. 

Meskipun kemajuan menuju kesetaraan gender telah dicapai dalam beberapa dekade terakhir, perempuan masih kurang terwakili dalam proses pengambilan keputusan politik dan posisi kepemimpinan. 

Dalam artikel komprehensif ini, kami mempelajari peran gender dalam politik, menilai hambatan terhadap keterwakilan perempuan dalam pembuatan kebijakan dan kepemimpinan politik, dan mengeksplorasi strategi untuk mendorong kesetaraan gender yang lebih baik di arena politik.

Memahami Disparitas Gender dalam Politik

Meskipun ada kemajuan menuju kesetaraan gender di banyak aspek masyarakat, perempuan masih menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan keterwakilan yang setara dalam politik. 

Secara global, jumlah perempuan mencapai sekitar setengah dari jumlah penduduk, namun kehadiran mereka di lembaga-lembaga politik masih sangat rendah. 


Kurangnya keterwakilan ini terlihat jelas di semua tingkat pemerintahan, mulai dari dewan daerah hingga parlemen nasional dan kantor eksekutif.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kesenjangan gender dalam politik:

1. Hambatan Struktural

Sistem politik seringkali melanggengkan hambatan struktural yang menghambat partisipasi dan kemajuan perempuan dalam politik. 

Hambatan-hambatan ini mencakup sistem pemilu yang memihak petahana dan partai politik mapan, serta norma-norma patriarki dan seksisme yang dilembagakan yang meminggirkan suara dan kontribusi perempuan.

2. Norma Sosiokultural

Norma dan stereotip sosiokultural yang mengakar mengenai peran gender dan kualitas kepemimpinan terus mempengaruhi persepsi mengenai kesesuaian perempuan untuk jabatan politik. 

Kandidat perempuan mungkin menghadapi diskriminasi, bias, dan pengawasan berdasarkan gender mereka, sehingga mempengaruhi prospek pemilu dan karier politik mereka.

3. Terbatasnya Akses terhadap Sumber Daya

Perempuan seringkali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan jaringan yang diperlukan untuk menavigasi lanskap politik secara efektif. 

Faktor-faktor seperti pencapaian pendidikan, sumber daya keuangan, dan modal sosial dapat mempengaruhi kemampuan perempuan untuk mencalonkan diri, berkampanye secara efektif, dan mendapatkan pengaruh politik.

4. Tantangan Titik-Titik

Perempuan dari kelompok yang terpinggirkan atau kurang terwakili, termasuk perempuan kulit berwarna, perempuan adat, perempuan LGBTQ+, dan perempuan penyandang disabilitas, menghadapi berbagai bentuk diskriminasi dan marginalisasi yang semakin menambah hambatan terhadap partisipasi politik dan kepemimpinan.

Pentingnya Keterwakilan Perempuan

Mencapai kesetaraan gender dalam politik bukan hanya soal keadilan dan kesetaraan tetapi juga penting untuk efektivitas dan legitimasi pemerintahan demokratis. 

Perspektif dan pengalaman hidup perempuan yang beragam memberikan wawasan unik dalam perdebatan kebijakan dan proses pengambilan keputusan, sehingga menghasilkan kebijakan publik yang lebih inklusif dan responsif. 

Selain itu, keberagaman gender yang lebih besar dalam kepemimpinan politik akan menumbuhkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi dan mendorong kohesi sosial dengan memastikan bahwa semua lapisan masyarakat terwakili dan didengar.

Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keterwakilan perempuan di lembaga-lembaga politik berkorelasi dengan hasil positif di berbagai bidang seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi. 

Negara-negara dengan tingkat partisipasi politik perempuan yang lebih tinggi cenderung memprioritaskan isu-isu seperti kesetaraan gender, hak-hak reproduksi, dan kesejahteraan sosial, sehingga menghasilkan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

Strategi untuk Mempromosikan Pemberdayaan Politik Perempuan

Mengatasi kesenjangan gender dalam politik memerlukan strategi multifaset yang bertujuan untuk mengatasi hambatan struktural, budaya, dan kelembagaan. 

Beberapa pendekatan yang efektif meliputi:

1. Reformasi Pemilu

Penerapan reformasi pemilu, seperti kuota gender dan sistem perwakilan proporsional, dapat membantu meningkatkan keterwakilan perempuan dalam pemilu. 

Sistem kuota, khususnya, telah berhasil di negara-negara dengan partisipasi politik perempuan yang rendah, dengan menetapkan persentase minimum kandidat atau anggota legislatif perempuan.

2. Pendidikan dan Pelatihan Politik

Memberikan program pendidikan dan pelatihan politik bagi perempuan, termasuk pengembangan kepemimpinan, keterampilan kampanye, dan advokasi kebijakan, dapat memberdayakan calon politisi perempuan dan membekali mereka dengan alat yang diperlukan untuk menavigasi arena politik secara efektif.

3. Mendorong Kebijakan Responsif Gender

Pemerintah dan partai politik dapat mendorong kebijakan responsif gender yang menjawab kebutuhan dan prioritas khusus perempuan dan anak perempuan, termasuk langkah-langkah untuk memerangi kekerasan berbasis gender, mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan, dan memastikan akses yang setara terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. .

4. Mengubah Norma Sosiokultural

Menantang stereotip gender dan mendorong gambaran positif perempuan dalam peran kepemimpinan sangat penting untuk mengubah norma dan persepsi sosiokultural tentang kemampuan politik perempuan. 

Kampanye media, inisiatif pendidikan, dan upaya kesadaran masyarakat dapat membantu melawan bias dan mendorong kesetaraan gender dalam politik dan bidang lainnya.

5. Mendukung Jaringan Politik Perempuan

Membangun dan mendukung jaringan dan aliansi politik perempuan dapat memberikan bimbingan, solidaritas, dan kekuatan tawar-menawar kolektif bagi perempuan, sehingga memungkinkan mereka mengatasi hambatan dan mengadvokasi kepentingan mereka dengan lebih efektif.

Kesimpulan

Peran gender dalam politik adalah isu yang kompleks dan memiliki banyak aspek yang mempunyai implikasi luas terhadap demokrasi dan pemerintahan. 

Meskipun kemajuan telah dicapai menuju peningkatan kesetaraan gender dalam politik, masih terdapat tantangan besar dalam mencapai keterwakilan perempuan secara penuh dan setara dalam proses pengambilan keputusan politik dan posisi kepemimpinan. 

Dengan mengatasi hambatan struktural, menantang norma-norma sosiokultural, dan menerapkan strategi yang ditargetkan untuk mendorong pemberdayaan politik perempuan, masyarakat dapat berupaya membangun sistem politik yang lebih inklusif dan representatif yang mencerminkan keberagaman dan aspirasi seluruh warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun