Sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tentu tanggungjawab dan tantangan dalam menghadapi arus kehidupan ini tidaklah bakalan sama pada setiap individu manusia.Â
Sebagai amanah yang harus diembang manusia untuk dapat menjadi khalifah/pemimpin di muka bumi ini dengan merawat serta menjaga dunia dan seisinya adalah hal mutlak yang harus dipenuhi. Meskipun dalam kenyataanya perilaku seperti itu terkadang ada juga manusia yang lalai dari kodratnya.
Meski dengan demikian, keharusan manusia untuk terus memperbaiki dan memperbaiki lagi, mestinya menjadi komitmen dalam hidup ini.Â
Walaupun, hantaman dan kegagalan akan terus datang dari selir berganti, maka justru itulah yang harus dihadapi dengan penuh keyakinan dan komitmen yang kuat agar tidak terbawa dengan arus perkembangannya.
Semenjak kita dilahirkan di dunia ini, mulai dari masa bayi hingga dewasa, maka perjuangan hidup juga memiliki ranah dan porsi yang berbeda.Â
Tentu segala kekuatan akan ditumpahkan agar dinamika kehidupan terus berlanjut, walaupun kadangkala dinamika itu terkadang tidak mampu diterima dengan akal yang rasional.
Laju kehidupan umat manusia jelas tidaklah bakalan sama, ada yang berlaju cepat dan ada pula yang agak lambat.Â
Begitu pula dengan tantangan yang dihadapi juga akan berbeda-beda dari setiap individu, tetapi manusia juga akan mampu melaluinya. Karena Tuhan tidak akan mungkin memberikan ujian kepada hambanya kalau manusianya memang tidak ia mampu hadapi.
Kegagalan adalah hal mutlak, namun bukan berarti harus berlarut-larut dalam kegagalan tersebut. Meskipun, ada kegagalan yang kita alami terkadang membuat patah semangat dan tidak memiliki gairah untuk keluar dari rongrongan tersebut.Â
Akhirnya timbul sifat inscure yang tentu akan menyakiti diri sendiri.
Merasa putus asa dan tidak punya harapan adalah pergulatan hidup yang paling menyedihkan. Mungkin kita menganggap bahwa kita tidaklah bakalan mampu melakukan sesuatu usaha karena bukan bidang kita.