Dipancing dengan beberapa pertanyaan, yang sebagian berbentuk yes no question, yang tidak terjawab. Namun dari Prita Laura meluncur beberapa jargon, antara lain memotong lemak-lemak bukan memotong otot, penganggaran berbasis outcome bukan berbasis output.
Meluncur juga slogan memotong belanja modal dan barang/jasa bukan memotong belanja pegawai, untuk menangkal isu PHK tenaga kontrak di RRI dan TVRI.
Sementara di media sosial, riuh unggahan tentang gaji kontrak atau tenaga honorer yang berada dalam mata anggaran belanja modal dan belanja barang/jasa.
Tiba giliran ditanya apakah efisiensi anggaran, yang antara lain menarik kembali transfer ke daerah 50 trilyun, tidak mengganggu ekonomi daerah. Prita menyampikan fahamnya bahwa:
“Uang yang terakumulasi dari efisiensi anggaran akan digunakan (realokasi) untuk memutar ekonomi rakyat. Misalnya, melalui MBG. Di dalam satu dapur yang menyediakan 3000 porsi ada 50 orang tenaga kerja terlibat. Ada permintaan daging ayam, telor, nasi, dan sayur. Ada jasa pengantaran dan tenaga pengelola sampah. Rantai permintaan mengular sampai ke pupuk dan beras”.
Dear mbak Prita, gambaran tentang MBG menggerakkan ekonomi rakyat itu terjadi jika selama ini atau sebelum ada MBG para siswa tidak makan siang gratis.
Faktanya, para siswa makan siang bergizi halal yang disiapkan para emak. Dengan demikian, MBG bukan menggerakkan ekonomi atau menimbulkan permintaan baru, tetapi MBG menimbulkan crowding out.
Konfirmasi dari AI, crowding out adalah konsep ekonomi yang mengacu pada situasi dimana belanja pemerintah mematikan kemandirian warga atau sektor swasta. Ada dua jenis crowding out, yaitu langsung dan tidak langsung.
Crowding out langsung, terjadi ketika belanja pemerintah secara langsung menggantikan belanja sektor swasta. Misalnya, jika pemerintah membangun rumah sakit baru, hal itu dapat menurunkan jumlah pasien di rumah sakit swasta.
Andai Sri Mulyani Indrawati
Penjelasan Prita Laura terkait mengerakkan ekonomi, beda jauh dengan endogenous growth theory dari Paul M. Rommer. Paul M. Rommer, jika tidak salah menjadi salah satu narasumber dalam pembekalan calon menteri Kabinet Indonesia Maju di Hambalang.