Mohon tunggu...
Budiman Sukma
Budiman Sukma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Takut terperangkap alienasi dan hanya berakhir di keranjang belanja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bulan Puasa adalah Bulan Bermunafik kepada Tuhan dan Mengumbar Ego..

11 Agustus 2011   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

celtic moon on ramadhan

Bulan puasa adalah bulan menahan diri.

Bullshit.

Bulan puasa adalah bulan bermunafik kepada Tuhan dan mengumbar ego.

Menurut saya.

***


Pernahkah Anda melihat cover CD Final Fantasy IV: Celtic Moon? Di salah satu malam bulan Ramadhan, menjelang buka puasa, saya menengadah ke langit. Disana, di tengah guratan biru muda dan lembayung senja, rembulan mengintip dari balik cakrawala, tinggi menggantung di dalam samudera langit. Pemandangan itu betul-betul serupa dengan cover FFIV Celtic Moon yang saya maksudkan; perbedaannya hanyalah lanskap yang mewarnai area bumi dibawah bulan itu: di cover FFIV Celtic Moon, latar buminya adalah tebing cadas dan laut perak, sedangkan, dari lanskap yang kulihat, terpotret pepohonan yang hijau tua ditelan malam dan kabel-kabel telepon yang semrawut berseliweran.

Sungguh indah. Bulan seperti kue lembut yang berpendar di tengah kebiruan. Apalagi, saat itu adalah bulan bernama Ramadhan… wajah rembulan yang epic dan putih seakan menunjukkan sifatnya yang begitu mengumandangkan suara Tuhan.

Sayang, sayang, manusia jalang.

Jika pada intro diatas saya menuliskan bait-bait sinis, maka wajah manusia di bulan Ramadhan betul-betul worth it untuk menerima segala macam kesinisan tersebut. Ironis, bukan? Di sebuah negara yang ‘katanya’ mayoritas penduduknya beragama Islam, dalam bulan yang katanya penuh pengendalian atas hawa nafsu dan setan pun dibelenggu, ternyata manusia menjadi lebih bernafsu dari biasanya.

Capek. Puasa capek. Puasa hanya menyiksa badan: bangun pagi, berlapar, haus dahaga, lalu merokok di tengah siang. Enak. Itulah puasa. Lalu, pulang jam 3 sore dan mengendarai kendaraan umum alias angkot, yang supirnya senantiasa berserapah. Memang, mereka tidak puasa. Buat apa sih, tanya mereka. Tapi, kelakuan para pengendara di sore bulan Ramadhan sungguh luar biasa. Di jalan raya, mobil menyerempet, menggebu mendobrak bemper yang lain seperti babi hutan yang beringas. Pengendaranya memacu gas dan rem bersahut-sahutan sehingga mobil triping ajot-ajotan. Semua ingin berbuka puasa di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun