Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Berada di 2 Tempat Sekaligus

3 September 2018   12:13 Diperbarui: 3 September 2018   14:50 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya gak habis-habisnya terkagum-kagum pada move-move Jokowi. Penjual mebel ini bener-bener ahli strategi yang hebat. Setiap kali dia mendapat serangan dari lawan politiknya, saya selalu menerka-nerka, kira-kira bagaimana cara dia menangkis serangan itu. Dan percaya, gak? Tebakan saya hampir selalu salah. Strategi Jokowi senantiasa unexpected. Misalnya soal Asian Games kemarin.

Asian Games adalah peristiwa olahraga yang nuansa politiknya sangat kental. Jadi kesuksesan penyelenggaraan event akbar ini sangatlah penting buat Sang Presiden. Itu sebabnya beberapa kali dia curhat kenapa promosi acara ini belum kedengeran gemanya. Kenapa infrastruktur berjalan lambat sekali dan masih banyak lagi.

Kekesalan yang membukit memaksa dia turun tangan sendiri mengampanyekan Asian games melalui vlog. Menteri PU dia perintahkan untuk terjun ke lapangan menyelesaikan masalah infrastruktur. Barisan relawan ikut bergerilya membantu usaha Jokowi. Berbagai hashtag yang isinya bertopik Asian Games disebarkan tanpa putus untuk mencapai trending topic di social media.

Perlahan tapi pasti, demam Asian Games mulai berepidemi. Dan atmosfir patriotisme mulai menyelimuti. Walaupun masih ada kekurangan di sana-sini, penyelenggaraan Asian games berlangsung sukses sekali.

Dimulai dari opening ceremony yang sangat menghebohkan itu. Semua orang, baik itu lokal maupun internasional, berdecak kagum dengan cara Sang Presiden datang ke GBK yang digarap seperti action movie. Lalu tarian Aceh yang sangat memukau dari 1600 anak negeri. Saya sendiri sampai merinding melihatnya. Buat saya acara opening ceremony kemarin bahkan lebih keren dari acara pembukaan olimpiade. Serius!

Namun seperti orang bilang, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Selain pujian tentu saja kritik juga berdatangan. Ada yang mengatakan aksi Jokowi naik motor adalah pembohongan publik karena memakai stuntman. Ada juga yang mengatakan bahwa ini adalah pemborosan uang negara. Ada juga yang mengaitkannya dengan korban gempa bumi di Lombok.

Soal stuntman dan pemborosan, Jokowi merasa tidak perlu merespon. Akan tetapi soal korban gempa? Itu masalah sensitif dan amat mudah digoreng oleh pihak lawan. Lalu apa yang harus dilakukan? Ingat! Dia sudah terlanjur menjadi bintang di acara pembukaan. Akibatnya dia tentu sangat ditunggu-tunggu di acara penutupan. Dilemanya adalah: Nun jauh di sana ada tangisan para korban gempa di tenda-tenda pengungsian.

twitter.com/jokowi
twitter.com/jokowi
Nah, di sinilah momen yang paling mengagumkan. Dengan cerdas, Jokowi menjalankan strategi yang sangat brilyan. Dia datang ke tempat bencana alam terjadi lalu membuat acara nobar bersama para pengungsi. Hebatnya, di saat yang sama, dia tetap datang ke acara penutupan Asian Games 2018. Bahkan dia tetap menjadi bintangnya karena tampil di acara puncak berupa pidato dirinya langsung dari Lombok.

Gila, ya? Kok bisa kepikiran sih ide seperti ini? Dia berada di dua tempat sekaligus. Dan seluruh hadirin, baik yang berada di GBK maupun yang di tenda pengungsian benar-benar merasakan kehadirannya. Luar biasa! Luar biasa!

God bless you, Mr. President!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun