Sayangnya, orangtua kami gak pernah bercerita tentang masa lalunya sehingga saya sangat terlambat mendapatkan pemahaman ini.Â
Berdasarkan pengalaman itu, saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Saya ceritakan semua masa lalu saya pada anak-anak. Saya ceritakan semua penyakit yang pernah saya alami dengan harapan mereka lebih siap ketika menghadapinya kelak. Saya punya kecurigaan bahwa apa yang telah saya alami akan berulang pada anak-anak.
"Inget baik-baik, ya? Ayah punya sakit punggung jadi kalo kalian merasa ada yang aneh dengan punggung kalian segera periksa sebelum terlambat. Ngerti?" tanya saya ketika sedang makan bersama.
"Ngerti, Ayah." Seperti paduan suara keduanya nyaut kompak banget.
"Ayah punya migren yang menahun, suka mimisan, tensi suka tinggi, punya diabetes..." kata saya lagi.
"Ngerti Ayah!" Mereka nyaut loh padahal saya belom tanya ngerti apa nggaknya.
"Ayah perutnya gendut dan kepala mulai membotak, Ayah juga punya sinus, vertigo dan insomnia Ayah parah banget. Jadi kalian harus siap-siap punya masalah yang sama," sambung saya.
"Waktu kecil Ayah juga suka main di mall?" tanya Si Kecil.
"Waktu masih anak-anak belum ada mall. Ayah kalo jalan-jalan di Jakarta paling ke Monas, Sarinah atau ke Pasar Baru," sahut saya lagi.
"Kalo makan biasanya di resto apa, Yah? Kalo kita kan seringnya makan Bakmi GM," kali ini Si Sulung yang bertanya.