Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Selamat Berbisnis, "Kids Zaman Now!"

19 Mei 2018   00:14 Diperbarui: 19 Mei 2018   18:22 2688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (shutterstock)

Sehabis wisuda, saya berkumpul dengan teman-teman seangkatan di kantin kampus. Kami berbincang, apa yang akan kami lakukan selanjutnya, apakah mau meneruskan S2 atau mau langsung kerja. Kalo mau kerja, pertanyaannya mau kerja di mana? Dan sebagai apa? Ribet banget kan kehidupan generasi saya dulu?

Coba bayangin, sekumpulan orang bergelar sarjana tapi belom tau mau bekerja apa dan bekerja di mana. Parah, kan? Tapi memang begitulah keadaan generasi kami, generasi di mana internet belum muncul. Misalnya saya, sebagai lulusan Sastra Perancis, saya bingung mau kerja di mana?

Abang saya, Chappy Hakim yang waktu itu masih aktif di angkatan udara, rupanya cukup prihatin dengan situasi saya, dia nawarin apa mau ikut program wajib militer di Angkatan Udara. Kalo berminat, dia bisa bantuin saya untuk masuk ke sana.

"Setelah selesai pendidikan, ntar kerjanya ngapain, Chap?" tanya saya.

"Yah namanya juga lulusan Sastra, paling kerjanya di laboratorium bahasa ngajarin tentara-tentara yang mau belajar bahasa Perancis," jawabnya sambil ketawa-tawa.

Buset! Gak menarik banget ya tawarannya?

Saya sebenernya punya banyak bakat tapi rada sulit untuk dijadikan mata pencaharian hidup. Misalnya saya punya kemampuan bermain musik. Entah berapa kali saya datang ke stasiun TV Swasta untuk audisi supaya band saya bisa tampil di TV tersebut. Hasilnya? Gak pernah lulus, tuh.

Gak putus asa, saya juga banyak menciptakan lagu. Tau gak? Untuk bikin demo satu lagu aja biayanya mahal banget. Saya harus menyewa studio yang harga sewanya mencekik leher. Setelah itu, saya harus mempresentasikan demo lagu saya untuk direkam. Dengan menumpang bis kota, saya setiap hari pergi menyusuri panasnya Jakarta ke studio-studio rekaman yang letaknya jauh banget. Hasilnya? Aneh bin ajaib; semua gak ada kabarnya. Nyebelin banget! Buat saya lebih baik mendapat kabar buruk daripada gak ada kabar sama sekali.

Mungkin gak banyak yang tau, saya jago banget masak nasi goreng. Salah satu cita-cita saya waktu itu adalah mempunyai restoran nasi goreng atau kafe. Sayangnya saya gak punya modal untuk menyewa outlet dan peralatannya. Saya juga pengen punya perusahaan travel karena saya suka banget traveling tapi lagi-lagi masalah modal menghalangi.

"Lo bisa jadi wartawan, bisa jadi bankir dan bisa jadi apa aja, Bud," kata seorang teman.

"Kan sekolah gue bukan di bidang itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun