Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Niat Baik Tanpa Pengetahuan Akan Menyusahkan orang Lain

2 Maret 2018   12:34 Diperbarui: 2 Maret 2018   12:44 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme lucu, dapet dari grup WA

Gak terasa udah Jumat lagi.

Saya baru saja memasuki pelataran mesjid untuk mendirikan sholat Jumat. Seorang sekuriti datang tegopoh-gopoh lalu memandu saya untuk parkir dengan sikap yang sangat ramah.

"Terus! Teruus. Bales, Pak. Yak, lurusin bannya. Terus, yak...op!!!"

Saya amazed juga ngeliat orang itu, soalnya badannya tinggi besar, berkulit gelap, berwajah garang tapi ramahnya bukan main. Bener kata orang 'Don't judge book by its cover'. Dengan senang hati dia membantu para tukang parkir yang juga sedang sibuk membantu mobil-mobil lain yang banyak sekali mencari tempat parkir.

Setelah mobil saya nangkring di posisi sempurna, saya berniat mematikan mesin mobil namun sekuriti tadi dengan niat baik berteriak dengan nada ramah, "Kaca spionnya ditutup ya, Pak? Biar gak keserempet mobil lain yang nanti parkir di sebelah Bapak."

"Okay!" jawab saya sambil menoleh ke arah tombol otomatis untuk menutup kaca spion. Namun belum lagi sempat menekan tombol tiba-tiba terdengar suara: KRAK!!!

Saya menoleh ke arah suara itu dan bukan main terkejutnya saya...kenapa? Ternyata sekuriti itu telah menutup kaca spion tersebut secara manual dengan tangannya yang kekar.

Si Sekuriti juga terkejut melihat hasil perbuatannya. Dalam waktu kurang dari 10 detik, dia menyadari telah melakukan kesalahan besar.

"Waduh!!! Maap ya, Pak. Ini seharusnya otomatis ya, Pak? Waduh saya gak tau, maaf sekali, Pak."

Dengan wajah kesel, saya memeriksa kaca spion. Gak patah sih tapi posisinya sudah dalam keadaan tertutup secara paksa. Saya coba untuk membukanya dengan tombol otomatis ternyata gagal. Saya coba berkali-kali tetep aja gak bisa. Sementara Sang Sekuriti terus saja berkotek mengumbar kata 'maaf' yang sama sekali tak bermanfaat untuk membuka kaca spion tadi.

Karena niatnya mau sholat jumat dan mengingat Si Sekuriti juga maksudnya baik, saya memaafkan orang itu. Saya cuma bilang gini, "Niat baik itu bagus, Pak tapi niat baik tanpa dilandasi pengetahuan bukannya menolong malahan akan menyusahkan orang lain."

"Iya, Pak. Maaf sekali lagi. Lain kali saya akan tanya dulu apakah spion mobil itu otomatis atau tidak."

Saya menepuk pundak Si Sekuriti lalu langsung berjalan ke arah mesjid. Saya merenungkan ucapan saya barusan, entah dari mana saya bisa mengeluarkan kalimat tadi. Rasanya kok kayak ke luar begitu saja seperti didiktekan oleh seseorang yang tak terlihat. Hebatnya lagi, kalimat tersebut juga berlaku di konteks yang berbeda. Misalnya menyebarkan hoax. Ketika mendapat kiriman hoax awalnya kita mengira itu adalah sebuah kebenaran makanya kita punya niat baik untuk menyebarkannya dan hasilnya? Malah kita jadi penebar fitnah. Astraghfirullah! Berbahaya sekali, bukan? 

Saya kira ini sebuah pembelajaran yang baik. Saya ambil HP saya dan membuka aplikasi S Note dan menuliskan omongan saya tadi biar gak lupa:

"Niat baik itu bagus, Tapi niat baik tanpa dilandasi pengetahuan, malahan akan menyusahkan orang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun