Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Males Banget Bikin Halaman Ucapan Terima Kasih

18 Februari 2018   13:27 Diperbarui: 18 Februari 2018   14:19 1686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Ucapan Terima Kasih di Buku Storytelling. Dokumentasi pribadi

Buat para penulis buku, bagian yang paling males untuk ditulis adalah bagian 'Ucapan terima kasih'. Kenapa demikian? Karena para penulis menyadari bahwa bagian itu jarang banget dibaca orang. Jadi buat apa nulis sesuatu yang pasti gak banyak orang yang mau membacanya? Males kan?

Masalahnya ternyata gak semudah itu. 'Ucapan terima kasih' adalah bagian yang mutlak harus ditulis karena nama-orang yang dituju adalah pihak yang sudah sangat berjasa dan mempunyai andil yang tidak kecil atas terbitnya buku kita. Dilema, dong? Tapi disitulah tantangannya. Suka gak suka, penulis wajib membuat halaman 'ucapan terima kasih' namun tetap harus menjadi tulisan yang menarik.

Nah, di buku 'STORYTELLING' yang baru saya terbitkan, ucapan terima kasih saya kemas dengan menggunakan teknik storytelling juga sehingga sekaligus berfungsi sebagai contoh buat pembaca bagaimana membuat storytelling yang menarik. Buat yang belum membaca buku itu saya ceritakan sedikit ya? Ucapan 'terima kasih' dalam buku itu saya tulis begini:

TRANSFER PANAS AYAH DAN ANAK
(Sebuah Ucapan Terima Kasih)

Pulang sekolah, anak saya, Leon, tampak lesu dan gak bersemangat. Dia melemparkan tas sekolah lalu membanting tubuhnya ke atas sofa. Saya agak heran ngeliat kelakuannya karena anak ini biasanya selalu ceria. Wah, jangan-jangan dia abis dimarahi guru atau berantem sama temennya, pikir saya.

"Kamu kenapa, Le?" tanya saya dengan suara pelan.

"Gak kenapa-kenapa," sahut yang ditanya dengan suara lemes.
Kamu dimarahin sama guru, ya?" tanya saya lagi.

"Enggak," jawab Leon lagi.

"Berantem sama temen, ya?" desak saya terus menyelidik.

"Nggak, lah. Temen-temen Leon baik semua," jawab Si Kecil lagi dengan suara yakin.

Sejenak kami berdua terdiam. Saya masih mikir, kira-kira kenapa ya anak ini? Pasti ada sesuatu yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun