Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Iwan Esjepe, Patriot Dari Industri Periklanan

23 November 2017   00:41 Diperbarui: 23 November 2017   10:20 4491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://www.facebook.com/search/top/?q=indonesia%20bertindak%20photos

Waktu itu tahun 2000-an. Industri periklanan masih mengalami masa kejayaannya. Semua orang advertising sibuk menjaring laba dari klien-kliennya. Mereka seakan tenggelam bahkan cenderung terpenjara di dunia yang sedang digelutinya. Kalo sedang senggang pun mereka menghabiskan enerjinya untuk berkarya membuat initiative Ads untuk diikutsertakan dalam lomba nasional dan internasional. Pokoknya orang advertising fokusnya cuma dua hal, bisnis dan awards. Begitu sibuknya mereka dengan dua hal tersebut sehingga mereka luput mengetahui apa yang terjadi di luar dunianya.

Tapi tidak dengan kawan saya ini. Namanya Iwan Esjepe. Suatu hari dia datang ke kantor dan memberikan segepok stiker berwarna putih dengan huruf-huruf merah mencolok bertuliskan "Indonesia Bertindak". Desainnya sederhana, tidak neka-neko tapi pesannya kuat. Walaupun saya agak kurang paham, apa sebenernya yang dia sedang perbuat.

"Buat apa stiker ini, Wan?" tanya saya sambil menerima sejumlah stiker tersebut.

"Bagi-bagiin aja ke temen-temen lo, Bud. Semakin banyak tersebar, insya Allah pesannya semakin merambah ke mana-mana."

"Sebetulnya pesen apa sih yang mau lo sampaikan? Ini maksudnya movement kan?"

"Pesennya sederhana, kok. Kita gak boleh mengeluh dengan apapun yang terjadi di negeri ini. Kita gak boleh menunggu perubahan datang. Kita sendiri yang harus bertindak kalo mau negeri jadi lebih baik."

Saya cuma mengangguk-angguk separoh mengerti separoh bingung tapi saya gak mengatakan apa-apa lagi. Besoknya saya bagikan semua stiker itu pada temen-temen sekantor. Sebagian lagi saya serahkan pada Reyno, kakak ipar saya di Belanda yang kebetulan lagi berada di Indonesia. Paling tidak pesannya Iwan akan menjangkau daratan Eropa. walaupun saya masih kurag jelas itu pesan apa.

"Ren, kalo lo udah di Belanda, bagiin stiker ini buat temen-temen lo, ya. Thanks," kata saya pada Reyno.

"Sip! Will do," sahut kakak ipar saya ini tanpa bertanya. Bahkan sebuah stiker langsung dia tempelkan pada koper yang akan dibawanya lagi ke Amsterdam.

Tahun 2008, saya kembali bertemu dengan Iwan. Kali ini agendanya sangat menarik dan membuat saya mengerti sepenuhnya, apa sebenernya yang sedang diperjuangkannya.

"Bud, Milis Creative Circle Indonesia yang di Yahoo itu lo yang buat, kan?" tanya Iwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun