Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Trauma dengan Perusahaan Asuransi

5 November 2017   00:19 Diperbarui: 5 November 2017   06:29 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Udah meninggal kok dapet benefit? Buat apa mayat dapet benefit dari asuransi, gumam saya dalam hati.

 "Gak, Vid. Sorry. Lo cari yang lain aja."

"Bud...Bud...Bud..! Jangan diputus dulu. Gini deh. Gue gak akan maksa. Gue cuma minta waktu buat presentasi. Kalo lo tetep gak tertarik, lupakan gue pernah presentasi. Kita ngopi-ngopi aja sambil cerita-cerita masa lalu. Gimana? Please...demi persahabatan masa lalu. Please!!"

Sumpah loh! Saya gak pernah merasa bersahabat sama dia. Gank mainnya aja beda waktu itu. Kok tiba-tiba demi persahabatan? Tapi saya gak tega juga. Akhirnya saya jawab, "OK kita ketemu di Starbucks Kemang, ya. Tapi lo harus janji kalo gue gak tertarik, lo gak boleh maksa. OK?"

"Deal!"

Sore itu kami duduk berdua di lantai 2 Starbucks, Kemang. Panas sih karena gak ada AC tapi karena kami berdua perokok berat ya mau gimana lagi.

Produk yang ditawarkan David adalah Asuransi pendidikan. Teknisnya kira-kira begini; misalnya kita punya anak umur 6 tahun, kita bisa ngambil uangnya pas anak kita lulus SD. Jadi uangnya bisa kita pake buat bayar masuk SMP. Terus pas lulus SMP, kita bisa dapet uang lagi buat ongkos masuk SMA. Lulus SMA bisa dapet duit lagi, begitu seterusnya. Rupanya produk itu emang didesain supaya pas masuk sekolah tingkat berikutnya, kita sudah siap dengan dana. Jumlahnya? Tergantung jumlah premi yang kita pilih. Ada berbagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial kita.

Sebagai bujangan dan belom punya anak (Waktu itu saya belom menikah), udah pasti saya gak tertarik sama sekali. Makanya begitu dia selesai, saya langsung ngomong , "Udah selesai presentasinya? OK gue jawab langsung; gue ga tertarik."

"Kalo boleh tau, kenapa lo gak tertarik?"

"Gue kan belom punya anak. Ngapain ikut asuransi pendidikan anak?"

"Oh, elo salah tangkep. Untuk ikut asuransi pendidikan ini, lo gak harus punya anak. Anak fiktif juga bisa. Misalnya gini, anggap aja lo punya anak usia 6 tahun. Nah, itungan dan benefitnya sama aja. Jadi lo bisa ambil uang itu sesuai itungan waktunya. Soal uang itu mau dipake buat keperluan lain ya gapapa. Terserah elo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun