Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tak Perlu Boros untuk Sediakan Menu Buka dan Sahur

2 Maret 2025   09:08 Diperbarui: 2 Maret 2025   16:46 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berburu takjil pada hari pertama Ramadhan.(KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN)

PAGI kemarin, setelah mengunggah artikel ke Kompasiana saya keluar rumah. Pergi ke warung sayur, sekalian olahraga jalan kaki pagi.

Hari pertama puasa jalanan tampak lengang. Mobil-mobil pulas di tepi jalan sepi. Satu dua sepeda motor melintas. Berbeda dengan hari biasa, yang dipenuhi oleh hiruk pikuk pagi.

Sabtu pagi, mungkin sebagian orang masih bersantai di rumah masing-masing. Bisa jadi, hari pertama puasa umumnya pegawai dan anak sekolah libur.

Makanya, tak terlihat kegiatan berangkat ke kantor dan sepeda motor mengantar anak ke sekolah. Hari pertama Ramadan menjadi momen istirahat, beradaptasi dengan kondisi puasa. Jalanan sepi.

Jalanan sepi (dokumen pribadi)
Jalanan sepi (dokumen pribadi)

Tidak demikian di warung sayur Melayu. Sebutan itu karena pemiliknya berasal dari Sumatera Utara.

Ia perantau yang menjual sayur dan segala kebutuhan sehari-hari. Dari menyewa tempat kecil untuk berdagang, hingga mampu membelinya untuk dibangun menjadi rumah bertingkat. Sebagian ruang dimanfaatkan untuk toko kelontong dan penjualan sayur.

Pedagang sayur rumahan.(KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
Pedagang sayur rumahan.(KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Tiba di depan warung Melayu, terlihat ibu-ibu sedang berbelanja. Suara-suara berebut agar mendapatkan pelayanan lebih dulu dibanding yang lainnya. Semua orang ingin dilayani duluan tanpa mau antre.

Tak mungkin bersaing dengan ras terkuat di bumi. Saya bakal tidak mampu menyaingi volume suara emak-emak. Pasti kalah ketika berebut dan bersenggolan. Bisa-bisa saya tersungkur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun