Pak Ade dan empat pedagang eceran lainnya rata-rata memikul 60 kilogram kacang tanah dan kacang bogor. Habis? Kadang terjual seluruhnya, tak jarang bersisa.
Harga ditawarkan lebih rendah dibanding harga rata-rata di pasar. Saya menebus empat liter kacang tanah dan kacang bogor dengan uang Rp50.000. Atau, Rp12.500 per liter untuk dua jenis barang dagangan itu.
Mencari informasi harga komoditas di situs PD Pasar Pakuan Jaya (perusahaan milik Pemkot Bogor), tidak tersedia. Apa ya kerjanya pegawai perusahaan daerah?
Ya sudah, saya berusaha keras mengingat-ingat dan mencari informasi harga ke tetangga. Harga kacang tanah dan kacang bogor segar antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Angka tersebut menjadi asumsi.
Menurut Pak Ade, 1 kg kacang segar berkulit setara dengan 1,2 liter. Artinya, pedagang keliling itu menjualnya seharga Rp10.417 per kilogram (Rp12.500/1,2). Masih berselisih jauh ketimbang harga terendah pada asumsi.
Berdasarkan hitungan sederhana di atas, selisih harga berpotensi membuat dagangan laris, tinggal faktor hoki. Makanya, Pak Ade giat berkeliling keluar masuk permukiman, kendati bawaanya lumayan berat.
Pasalnya dari hasil penjualan, ia memperoleh komisi seperempatnya. Bila seluruh barang dagangan habis dalam sehari, maka ia mendapat komisi ((60kg X 1,2 X Rp10.417) x 1/4) = Rp187.500 per hari. Itu penghasilan kotor didapat, jika terjual semuanya.
Namun, tidak setiap hari semua kacang tanah dan kacang bogor yang dipikulnya terjual habis. Apalagi pada hari hujan.
Mereka, bandar dan para pedagang keliling di atas, berani mengambil risiko dalam perdagangan antarkota. Bisa jadi mereka terdorong oleh faktor-faktor:
- Disparitas harga di Jampang dengan di Kota Bogor. Sayangnya, tidak diketahui informasi harga perolehan kacang tanah dan kacang bogor di daerah penghasil.
- Melimpahnya hasil bumi di Jampang, dibanding Kota Bogor dan sekitarnya.
Keadaan tersebut mengantar saya mengenal Pak Ade, penjual kacang keliling. Ia datang jauh-jauh dari Jampang, Kabupaten Sukabumi, ke Kota Bogor, mengejar keuntungan. Demi mencari penghidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI