Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Lontong Bumbu, Nasi Ayam Kampung, dan Penurunan Daya Beli

11 Februari 2025   06:08 Diperbarui: 11 Februari 2025   10:11 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong bumbu (Dokumentasi Pribadi)

Barangkali penjual mengalami kesulitan membeli ayam negeri di pasar, maka ia memotong salah ayam kampung peliharaannya sebagai bahan jualan.

Satu perasaan ganjil di dalam hati mendorong saya memilih. Tak lama penjual menggoreng potongan paha atas.

Pada pagi jelang siang itu saya menyantap setengah piring nasi, sambal, lalap, telur ceplok tinggal satu, dan ayam kampung goreng. Sarapan telat, meski sudah sarapan, sekaligus makan siang terlalu cepat. Brunch.

Sepiring nasi, paha atas ayam kampung, telur ceplok (Dokumentasi Pribadi)
Sepiring nasi, paha atas ayam kampung, telur ceplok (Dokumentasi Pribadi)

Selama menghabiskan hidangan, saya mengobrol. Penjual merasa, belakangan penjualan anjlok di tengah sulitnya mencari elpiji 3 kg. Ia menduga, telah terjadi gelombang penurunan daya beli, sehingga berdampak terhadap penjualan di warungnya.

"Di tempat lain juga pada sepi? Kenapa ya?"

Saya tidak bisa menjawab, kecuali membayar harga makanan Rp20.000 dan mendoakan, semoga gejala penurunan penjualan bersifat sementara. Membaik seiring pencapaian pertumbuhan ekonomi 8% yang dijanjikan Presiden Prabowo dan jajarannya. Bisakah tercapai?

Para pakar lebih eligible menerangkan fenomena penurunan daya beli belakangan ini dan penyebabnya, daripada saya. 

Penurunan Daya Beli (Gambar oleh Darko Djurin dari Pixabay)
Penurunan Daya Beli (Gambar oleh Darko Djurin dari Pixabay)

Hal kecil yang saya bisa lakukan membeli produknya, dengan turut melariskan dagangan pelaku usaha mikro itu. Juga membesarkan hatinya.

"Siapa tahu nanti ada mercy terbaru lewat. Penumpangnya membuka kaca, melempar segepok uang. Ntar sebagian untuk modal," saya melangitkan harap sembari memperagakan tangan sedang memutar engkol bukaan kaca sedan mewah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun