Sepekan lalu, tetangga sebelah mengantar siomay dan segelas kopi.
"Doakan ya! Mulai besok kafe beroperasi."
Hari Minggu buka. Senin esoknya tutup.
Sampai dengan ditulisnya artikel ini, belum ada tanda-tanda kapan akan dibuka kembali.
Sekitar dua bulan lalu, pasangan yang sudah tidak muda itu sibuk merenovasi carport dan ruang paviliun. Di langit-langit kanopi dipasang lampu-lampu hias. Jendela dirombak agar bisa menjadi konter atau meja semi bar.
Pengerjaannya bertahap. Mungkin disesuaikan dengan anggaran dan gagasan yang datang. Terakhir adalah pemasangan neon sign dan belanja meja kursi yang akan ditempatkan setelah mobil dikeluarkan.
Menurut penuturan sang istri, gerai akan menjual makanan dari resep rahasia keluarga dan kopi racikan suaminya. Seperti apa jenis dan nama menu unggulan tersebut? Tidak ada penjelasan.
Tidak ada spanduk dan menu yang menerangkan masakan istimewa itu dan ragam ragam produk dijual. Namun pada papan nama terbaca jelas bahwa tempat makan itu menyediakan kopi. Sedikit informasi.
Esok hari setelah hari Sabtu sebelumnya memberitahu lingkungan sekitar dengan antaran siomay dan kopi, mereka resmi membuka kafe. Pada hari pertama, tamu-tamu merupakan sanak-saudara dari Jakarta. Saya sedikit segan untuk mampir.
Dua mobil datang membawa sekitar sepuluh orang. Suasana seru berlangsung. Lumayan ramai untuk ukuran kompleks perumahan yang sepi. Bakda asar, atmosfer kembali tenang.