Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bukan Meluaskan Tempat, tapi Mengembangkan Sayap Usaha

20 November 2021   08:53 Diperbarui: 20 November 2021   08:56 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meluaskan ruang bisnis kuliner oleh photosforyou dari pixabay.com

Setelah sekian lama, saya kembali mampir. Kini penampilan luar lebih mentereng. Seperti restoran serius. Masuk ke dalam, lantai dikeramik. Putih. Dinding belakang dibobol. 

Ruangan lebih luas. Meja kursi restoran dikelilingi kursi-kursi plastik. Tempat memamerkan makanan pindah ke bagian belakang. Di dalam etalase modern terbuat dari kaca.

Keren, bersih, kekinian, dan sepi. Tidak seperti sebelumnya yang selalu penuh setiap saat.

Kejadian kedua saya alami sendiri. Ada saatnya kafe yang saya kelola beralih kepemilikan saham mayoritas. Saya pernah menuliskannya, tapi lupa kapan (justifikasi dari males nyari).

Pemilik baru meminta saya untuk tetap berada di situ, sambil transfer ilmu kepada pengelola penerus. Sebelum itu ia ingin merombak interior kafe. 

Saran profesional saya agar keadaan tidak dirombak total, adalah dengan merapikan atau mengganti hal bersifat minor di tempat makan bersuasana bohemian itu. Dominasi nuansa terakota, lantai semen berwarna merah tua yang retak-retak, perabotan kayu jati membuat para tamu merasa homy.

Sekian bulan saya kembali. Ciri khas arsitektur bohemian lenyap. Berganti dengan interior bergaya modern. Kursi meja kayu berganti mebeler besi dan kulit. Railing/pagar pembatas antara permukaan lantai rendah dan tinggi diganti dengan stainless steel lurus yang mengkilap. Tadinya pagar besi berwarna tembaga, sengaja dibentuk bergelombang agar berkesan artistik.

Pada saat acara re-opening tamu-tamu berdatangan. Kangen dengan tempat yang telah diperbaharui. Mereka pesan segelas minuman dan snack, lalu keluar. Belum jam sembilan malam, kafe sudah sepi

Hari-hari berikutnya saya mengundang agar langganan datang lagi. Minum sebentar, lalu pergi. Bagi kafe, betahnya tamu berada di tempat sangat berpengaruh terhadap penjualan. Semakin lama, semakin bagus.

Ditambah dengan gimmicks pun tidak mampu meningkatkan durasi stay. Reaksi yang saya tangkap adalah, sebagian besar tamu merasa asing dengan tempat yang kini jauh lebih bagus, tapi kaku.

Tidak lama setelah saya mundur sepenuhnya, tempat makan sekaligus hiburan itu tutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun