Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Pemburu Rente di Balik Impor Beras

23 Maret 2021   12:08 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:14 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat meninjau Gudang Perum Bulog di Jakarta, Rabu (4/3/2020).(Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA)

Satu kapal saja bisa memuat sekitar 20-30 ribu ton. Kawan-kawan saya memuat lebih dari satu kapal pada setiap pengiriman.

Realisasi uang komisi di bawah tangan, atau lazim disebut commitment fee, itu disalurkan ke rekening khusus dan tersembunyi yang dikuasai oleh pejabat Bulog. Rekening inilah yang kemudian dikenal sebagai Rekening non-Budgeter (off balance sheet account) yang tidak tercatat di kas negara.

Ke mana, atau dipakai apa saja dana non-Budgeter itu? Silakan dicari, mesin penelusur akan banyak bercerita tentang ihwal itu.

Pada tahun-tahun berikutnya, DO tersebut dikuasai perusahaan raksasa yang dimiliki oleh seorang konglomerat generasi lama. Jadi, kawan-kawan saya dan pemburu rente lainnya harus melalui perusahaan raksasa itu dalam kegiatan impor beras.

Bagaimana kelanjutan kiprah para pemburu rente setelah masa-masa itu? Sayangnya, saya sudah tidak mengikuti perkembangannya.

Dengan demikian, dugaan adanya keterlibatan pemburu rente di pusaran impor beras tahun 2021 dapat dipahami, kendati amat teramat sangat sulit untuk dibuktikan.

Hal itu juga membuktikan, bahwa pemburu rente di pusaran impor beras yang sudah ada sejak dulu tidak berhasil diberantas.

Atau tidak berani?

Sejatinya di dalam birokrasi, keterlibatan pengusaha dalam proses pengadaan beras impor adalah lumrah, ketika dilaksanakan secara transparan dan tanpa "hengki pengki".

Sumber rujukan: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun