Kecemasan penjual pesor, Bu Juju, tentu tidak dapat digeneralisasi sebagai perilaku ekonomi mikro secara umum. Namun ia digunakan sebagai alat untuk meneropong peluang tersulutnya api keresahan di kalangan pelaku ekonomi mikro secara massal pada masa pandemi.
Dengan demikian, jika insentif dan stimulus ekonomi di atas tidak disalurkan dengan tepat sasaran (apalagi diselewengkan), maka kecemasan atas anjloknya pendapatan pelaku ekonomi mikro secara massal itu akan memicu gelombang dahsyat yang menghantam agregat (totalitas) ekonomi makro.
Semoga perihal itu tidak terjadi dan ulasan ini hanya merupa persangkaan dan kegelisahan saya.
***
Setelah membayar sepiring pesor dan dua buah gorengan seharga Rp. 8.000, saya mengajukan dua pertanyaan terakhir kepada Bu Juju,
"Bu, sehubungan dengan pembubaran Gugus Tugas oleh Presiden Jokowi dan menggantinya dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, serta dengan dihapusnya tayangan mengenai update kasus Covid-19, bagaimana tanggapan ibu? Apakah masyarakat lebih tenang dan produktif?"
Bu Juju menjawab, "lha... boro-boro ngerti gugus-gugusan itu, apalagi njawab? Ada atau gak ada tayangan update juga enggak ada pengaruhnya. Yang jelas, hidup tambah susah sejak korona...." ***