Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Langkah Praktis Mengikis Kebuntuan Menulis

20 Juli 2020   19:22 Diperbarui: 20 Juli 2020   19:12 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Free-Photos dari pixabay.com

Belakangan saya merasakan daya cipta untuk menulis cenderung menurun, 3/4 artikel per-hari menjadi 1 artikel per 2 hari. Bahkan hanya 1 artikel dalam seminggu.

Kegiatan tulis menulis mengalami kebuntuan. Apa yang terjadi?

Every dark cloud has a silver lining

Muara kebuntuan dialamatkan kepada: keterbatasan fisik, menurunnya kemampuan kognisi menjelang lansia. Perlu diketahui, usia pertengahan (middle age 45-59) atau menjelang lansia adalah the beginning of the end alias tahap awal mendekati ketiadaan.

Sedikit banyak faktor-faktor tersebut membuat lemah semangat.

Di balik kelambu...eh...awan kelabu kebuntuan menulis, terbersit setitik harapan. Ternyata usia senja, keterbatasan fisik, dan merosotnya kemampuan kognitif hanyalah escape clauses, bukan alasan utama.

Harus diakui secara jujur, bahwa penghambat utama dalam produktivitas menulis  adalah rasa malas. Bahkan sejak awal bergabung dengan Kompasiana. Juga impian untuk menghasilkan karya yang luar biasa bagusnya.

Kenapa rasa malas penyebab kebuntuan tidak dipinggirkan saja? Mengapa ide-ide berkeliaran di kepala tetapi tidak diwujudkan dalam karya tulis?

Untuk mengalahkan kebuntuan itu, saya pun melakukan langkah-langkah relatif mudah dilakukan, sebagai berikut:

Menetapkan Standar Sendiri

Gagasan untuk menulis bergentayangan di kepala. Hanya saja saya tidak tahu bagaimana caranya membuat karya tulis itu nampak indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun